Thursday, November 12, 2009

Pay It Forward


Kebaikan yang kamu perbuat akan selalu kembali kepadamu...ini adalah suatu quote yang benar adanya.

Pada suatu hari aku naik bemo menuju kantor. Bemo itu melaju lambat, udara di dalam bemo semakin terasa panas karena tidak ada angin yang berhembus. Salah satu kebiasaanku bila berada di dalam kendaraan umum, entah itu bis, bemo, KA, atau pesawat sekalipun adalah memperhatikan orang-orang yang berada di sekitarku.

Waktu itu ada seorang gadis duduk di berhadapan denganku. Dia terlihat bingung. Sesekali dia menoleh ke kanan dan kiri, sambil tangannya memilin-milin kertas yang ada di genggaman tangannya. Entah kertas apa itu, aku tidak bisa melihat dengan jelas. Orang-orang lain hanya cuek saja. Ada yang menatap keluar jendela kendaraan, ada yang menghisap rokok, ada yang pura-pura menunduk, dan sebagainya.

Akhirnya pandangan kami bertemu. Masih terlihat bingung dan ragu, tapi akhirnya dia bertanya padaku,"Mbak, ada pecahan 20rban 2 lembar dan 10rban 1 lembar? Tolong tukar, mbak."

Oh, jadi itu yang membuatnya bingung...dia hendak membayar bemo tapi uang yang dia punya 50rban. Pasti kena damprat, tuh, dari supir bemo. Lha, setiap penumpang hanya harus membayar Rp 3.000,-

Aku ingat di dompetku tidak ada uang pecahan yang dia minta.

"Aku ga ada, mbak. Ga sampai segitu yang ada di dompet. Gini aja, mbak aku bayari saja."

"Wah, jangan. Aku pake uang ini aja," katanya sambil menunjukkan uang yang ada di genggamannya.

"Gapapa, mbak. Entar mbak malah dimarahi ama supir bemo karena dianggap ga niat mbayar."

Singkat cerita, bemo itu melintas di depan kantorku dan aku meminta supir untuk menepikan kendaraan.

"Pak, ini sekalian sama mbak yang baju biru itu," kataku pada supir bemo.

"Terima kasih, mbak." kata gadis itu dari dalam bemo.

Hari demi hari berlalu. Aku sudah kembali dalam rutinitas keseharianku.

Kira-kira seminggu setelah kejadian itu, aku kembali berdiri di pinggir jalan menanti bemo menuju kantor. Kendaraan berlalu lalang melintas di depanku. Bemo yang aku tunggu tidak kunjung lewat. Aku bolak-balik melirik jam tanganku. Aku tidak suka datang terlambat, kecuali ada sesuatu yang lebih penting untuk aku kerjakan. Tiba-tiba seorang gadis berkendara sepeda motor berhenti di depanku. Aku sadar gadis itu tadi sudah melintas di depanku tapi lalu memutar haluan dan berhenti di depanku.

"Ayo, mbak, bareng saya," ajak gadis itu.

Siapa orang ini tanyaku dalam hati? Apa dia ga salah kenal orang?

"Ayo, mbak, dulu kan mbak sudah tolong aku."

"Tolong apa ya?"

"Itu lho, mbak...mbak sudah tolong bayarkan bemo."

Oh, ya ampun...aku sudah lupa kejadian itu. Aku bahkan sudah tidak ingat wajah gadis itu. Tapi ternyata gadis itu masih ingat. Dan akhirnya dia mengantarku ke kantor. Bonus untukku: mendapat seorang teman baru :D

Kadang kita tidak sadar bahwa perbuatan kita kepada orang lain meninggalkan bekas yang mendalam bagi orang itu. Kehidupan selalu berputar, ada saatnya kita jadi penolong dan ada saatnya kita yang membutuhkan pertolongan. Lakukan yang terbaik, who knows it will return to you someday.

2 comments:

Starlight said...

I like the idea of pay it forward. Don't care whether I will receive it again, I just love to give... An inspirational story indeed...

Dian Lentera said...

Yup, do what you gotta do...give without any hesitation and expectation. Let God do the rest :D

Post a Comment