Tuesday, December 20, 2011

BOS WANITA.....siapa takut?




Bertahun-tahun aku terbiasa dengan lingkungan kerja patrialisme, aku menjadi sangat terbiasa tunduk di bawah kepemimpinan dan kebijakan bos laki-laki sehingga pada saat aku harus mutasi dengan atasan wanita, langsung saja aku diperhadapkan dengan mitos bahwa "bos wanita lebih sukar dijinakkan dan banyak maunya".

Dasarnya aku sangat menyukai tantangan, tentu saja aku menganggap mitos itu angin lalu. Malah aku jadikan motivasi untuk bekerja lebih baik lagi.

Benar saja, setelah menjalaninya cukup lama, aku menjadi lebih paham bahwa baik atasan laki-laki maupun wanita memiliki karakteristik kepemimpinan yang berbeda-beda.

Dibandingkan atasan laki-laki yang biasanya cenderung melihat segala sesuatunya berdasarkan sudut pandang yang luas/global, atasan wanita biasanya lebih teliti dalam mengerjakan segala sesuatunya sehingga tentu saja dia akan lebih cerewet dari A-Z untuk mencapai standardisasinya itu. Namun, setelah kita menguasai atau paling tidak tahu standard kerja yang diharapkan olehnya, maka dijamin atasan tidak lagi cerewet.

Ditambah lagi atasan wanita ternyata mampu mengerjakan beberapa hal sekaligus (multitasking). Semisal hal ini bisa dilihat dari kemampuannya memimpin perusahaan sekaligus menjalankan organisasi yang diikutinya dengan baik, dan mengelola rumah tangganya dengan baik.

Tidak dapat dipungkiri bahwa atasan wanita lebih mudah didekati secara emosional, sehingga untuk proses pengajuan ijin keperluan keluarga jauh lebih mudah jika dibandingkan dengan atasan laki-laki. Hal ini terjadi karena metode komunikasi yang diterapkan adalah cenderung bersifat kekeluargaan. Kedekatan emosional ini bisa menjadi kekuatan sekaligus kelemahan atasan wanita. Dikatakan kekuatan jika bawahan dalam taraf tertentu menjalin persahabatan yang cukup akrab dengan atasan wanita, dikatakan kelemahan karena adakalanya perkara di luar kantor bisa terbawa ke ruang kerja atau sebaliknya. Berbeda dengan atasan laki-laki yang cenderung bisa membedakan antara sikap personal dan profesional.

Soal moody? Hmmm......dulu aku berpikir atasan wanita cenderung lebih moody dibanding atasan laki-laki dengan alasan wanita memiliki siklus bulanan yang membuatnya menjadi lebih sensitif. Ternyata itu tidak 100% benar karena mood swing sebenarnya tak hanya dialami wanita, tapi juga pria, apalagi jika tekanan kerja sedang tinggi. Jika ia terlihat sedang uring-uringan, tunda dulu membicarakan masalah sampai mood-nya cerah.

Jadi sejauh ini, aku menikmati bisa bekerja sama dengan atasan wanita. Benar-benar membawa suasana baru yang memacuku untuk bekerja lebih dan lebih baik lagi.

Monday, December 19, 2011

Iklas Menolong = Menyenangkan

Letih. Capek. Penat. Panas menjalar mulai tulang punggung hingga betisku. Jarum jam tanganku telah menunjukkan pukul 7 malam. Satu jam lagi genap 12 jam aku bekerja. Godaan untuk naik taksi pulang ke rumah begitu kuat, toh jalanan sudah tidak terlalu padat. Tapi entah mengapa, akhirnya aku memutuskan untuk naik angkot yang notabene harus oper berkali-kali.

Setelah menempuh perjalanan 10 menit, aku turun dari angkot. Berjalan untuk menuju titik biasanya angkot berikutnya ngetem. Nah, dalam perjalanan menuju titik ngetem angkot, aku beroleh pelajaran hidup.




Begini ceritanya...

Aku melangkahkan kakiku cepat-cepat dan lebar-lebar...kelihatannya sebentar lagi hujan akan turun. Bergegas menyusuri bahu jalan. Sekilas aku melihat seorang kakek dan cucunya duduk di atas sepeda mini. Pemandangan yang biasa. Aku segera berjalan melewati mereka.
Tiba-tiba sang kakek memanggilku lirih.

"Mbak, tolong."

Aku menoleh ke belakang, ke arah mereka. Penuh tatapan tanda tanya dan melangkah ragu mendekati mereka.

"Mbak, tolong," ulang kakek itu lagi.

"Ada apa, pak?"

"Saya punya baju..."katanya memulai percakapan sambil tangannya meraih bungkusan plastik berisi baju hem putih bergaris. Bukan baju baru, namun tampaknya itu baju yang sangat berharga baginya karena tangannya tampak bergetar meraih baju itu dan tatapannya berat. Sepertinya itu baju kesayangannya.

"Saya punya baju, mbak beli ya supaya saya bisa beli beras."

Aku terpaku. Bergantian aku tatap kakek dan cucu itu. Raut wajah mereka tergar menghadapi perjuangan hidup, pantang untuk meminta-minta selama masih bisa berjuang.

"Berapa Bapak butuh untuk beli beras?"

"25 ribu saja."

Haruskah aku membeli baju itu? Untuk apa aku membelinya? Aku jelas tidak membutuhkannya. Namun ada sesuatu dalam hatiku yang mendorongku untuk meraih uang yang ada di dompetku, walaupun saat ini bukan tanggal muda.

"Ini, pak....Bapak simpan saja bajunya untuk Bapak dan gunakan uang ini untuk membeli beras."

Kakek itu menatapku bingung dan setengah tidak percaya.

"Bapak ambil uang ini dan tetap simpan baju Bapak," ulangku.

Aku lalu melangkah berlalu. Perasaan bahagia membuncah di dadaku, menghilangkan seluruh penat dan capekku.

"Terima kasih, mbak," teriak sang kakek setelah aku beberapa langkah darinya. Aku berbalik tersenyum. Melihatnya membekap baju itu. Sang kakek dan cucu tersenyum dari atas sepeda kebo. Aku balas tersenyum seraya melambaikan tangan dan melangkah berlalu.

Terima kasih, Tuhan, Engkau izinkan aku untuk menjadi saluran berkatmu. Terima kasih, Tuhan......sungguh menolong itu menyenangkan.

Thursday, November 24, 2011

HERNIA

Masysarakat umum mengenal penyakit hernia sebagai penyakit yang diderita oleh kaum adam karena pria mempunyai rongga khusus di dalam perutnya yang mendukung fungsi alat kelaminnya. Pengenalan itu tidak salah, namun juga tidak sepenuhnya benar karena sebenarnya hernia juga bisa terjadi pada kaum hawa.

Apa sih sebenarnya hernia itu?

Hernia merupakan bentuk penonjolan isi suatu rongga melalui defek atau suatu bagian yang lemah dari dinding rongga yang bersangkutan. Bila terjadi di perut, isi perut dapat menonjol melalui bagian yang lemah. Kebanyakan organ yang menonjol adalah usus.

Perut manusia dilapisi oleh selaput tipis yang menjaga isi perut tetap pada tempatnya. Nah, hernia terjadi karena adanya tekanan yang tinggi dalam rongga perut (dikarenakan batuk kronis, susah BAB, atau sering mengangkat benda-benda berat). Hernia bisa juga disebabkan oleh kelemahan otot dinding perut karena faktor usia. Akibatnya usus dapat "jatuh".




Sebenarnya sudah banyak masyarakat yang tahu tentang gejala awal penyakit hernia, namun seringkali tidak menyadarinya. Pada awalnya, gejala yang dirasakan oleh penderita adalah berupa keluhan benjolan di lipatan paha. Biasanya akan timbul bila berdiri, batuk, bersin, mengejan atau mengangkat barang-barang berat. Benjolan dan keluhan nyeri itu akan hilang bila penderita berbaring.


Hernia dapat berbahaya bila sudah terjadi jepitan isi hernia oleh cincin hernia. Pembuluh darah di daerah tersebut lama-kelamaan akan mati dan akan terjadi penimbunan racun. Jika dibiarkan terus, maka racun tersebut akan menyebar ke seluruh daerah perut sehingga dapat menyebabkan terjadinya infeksi di dalam tubuh.Sebenarnya tidak semua hernia harus dioperasi. Bila jaringan hernia masih dapat dimasukkan kembali, maka tindakannya adalah hanya menggunakan penyangga atau korset untuk mempertahankan isi hernia yang telah direposisi. Pada anak-anak atau bayi, reposisi spontan dapat terjadi karena cincin hernia pada anak lebih elastis. Bila sudah tidak dapat direposisi, maka satu-satunya tindakan yang harus dilakukan adalah melalui operasi.


Berdasarkan penyebab terjadinya, hernia dapat dibedakan menjadi hernia bawaan (congenital) dan hernia dapatan (akuisita). Sedangkan menurut letaknya, hernia dibedakan menjadi hernia inguinal, umbilical, femoral, diafragma dan masih banyak lagi nama lainnya.


Secara umum ada dua jenis hernia, yaitu:


* Hernia internal berada dalam tubuh dan tidak bisa dilihat secara kasat mata. Contohnya hernia diafragmatika dimana hernia terjadi akibat adanya celah di diafragma (otot pemisah antara bagian perut dengan dada) karena pembentukan diafragma yang tidak sempurna. Contoh lainnya adalah hernia hiatal esofagus, yaitu hernia terjadi melalui celah masuknya esofagus yang masuk dari rongga dada, serta banyak lagi jenis lainnya.


* Hernia eksternal. Dari jenis hernia ini yang paling sering dijumpai adalah hernia inguinalis yang muncul di lipat paha dan hernia umbilikalis yang muncul di daerah pusar. Bayi umumnya mengalami hernia eksternal yang bisa dideteksi secara kasat mata karena terlihat secara langsung.


Gejala khususnya muncul berdasarkan berat-ringan hernia:


1. Reponible : Benjolan di daerah lipat paha atau umbilikus tampak keluar masuk (kadang-kadang terlihat menonjol, kadang-kadang tidak). Benjolan ini membedakan hernia dari tumor yang umumnya menetap. Ini adalah tanda yang paling sederhana dan ringan yang bisa dilihat dari hernia eksternal. Bisa dilihat secara kasat mata dan diraba, bagian lipat paha dan umbilikus akan terasa besar sebelah. Sedangkan pada wanita, seringkali ditemukan bahwa labianya besar sebelah. Labia adalah bagian terluar dari alat kelamin perempuan.


2. Irreponible : benjolan yang ada sudah menetap, baik di lipat paha maupun di daerah pusat. Pada hernia inguinalis misalnya, air atau usus atau omentum (penggantungan usus) masuk ke dalam rongga yang terbuka kemudian terjepit dan tidak bisa keluar lagi. Di fase ini, meskipun benjolan sudah lebih menetap tapi belum ada tanda-tanda perubahan klinis.


3. Incarcerata : benjolan sudah semakin menetap karena sudah terjadi sumbatan pada saluran makanan sudah terjadi di bagian tersebut. Tak hanya benjolan, keadaan klinis penderita pun mulai berubah dengan munculnya mual, muntah, perut kembung, tidak bisa buang air besar, dan tidak mau makan.


4. Strangulata : ini adalah tingkatan hernia yang paling parah karena pembuluh darah sudah terjepit. Selain benjolan dan gejala klinis pada tingkatan incarcerata, gejala lain juga muncul, seperti demam dan dehidrasi. Bila terus didiamkan lama-lama pembuluh darah di daerah tersebut akan mati dan akan terjadi penimbunan racun yang kemudian akan menyebar ke pembuluh darah. Sebagai akibatnya, akan terjadi sepsis yaitu beredarnya kuman dan toxin di dalam darah yang dapat mengancam nyawa si bayi. Sangat mungkin bayi tidak akan bisa tenang karena merasakan nyeri yang luar biasa.


Nah, untuk kasusku....semasa aku kecil memang pernah menderita hernia, namun tidak sampai harus dioperasi karena masih bisa direposisikan. Benjolan di pangkal pahaku dulu hanya muncul setelah aku berlari-lari bersama teman-teman sepermainanku. Aku masih ingat rasanya sakit sekali sehingga aku harus berbaring dan ibu memijat ke atas benjolan kecil pada pangkal pahaku. Bahkan jika lebih parah, kakiku diikat dan digantung menggunakan kain gendong. Benjolan akan hilang dengan sendirinya keesokan harinya.


Sudah lama berlalu hernia tidak pernah kambuh sama sekali. Namun karena aktivitas fisikku meningkat drastis waktu-waktu lalu, aku merasakan ada rasa tegang saat aku menyentuh pangkal paha kananku. Aku sama sekali tidak berpikir itu adalah gejala awal hernia. Aku mengabaikannya dan meneruskan aktivitasku selama seminggu kemudian. Tak dinyana sesaat setelah pulang kantor, aku merasakan kesakitan yang luar biasa di pangkal paha kananku sehingga tidak dapat turun dari kendaraan.


Segera aku dibantu untuk masuk rumah dan berbaring. Aku kemudian melihat ada benjolan sebesar bakso berwarna kemerahan seperti jerawat yang meradang di pangkal paha kananku, padahal sebelumnya benjolan itu tidak ada. Ugh, sakitnya luar biasa.


Segera aku merujuk ke dokter bedah dan dokter bedah menyarankan untuk segera dilakukan operasi mayor. Menurut keterangan dokter bedah, ususku yang "jatuh" ditempatkan kembali ke posisi awal kemudian lubang pada selaput tipis perutku ditutup dengan lapisan sintetis sehingga memperkecil kemungkinan usus "jatuh" lagi. Untunglah operasinya hanya berlangsung singkat dan masa penyembuhanku juga relatif singkat (hanya 3 hari opname plus 3 hari istirahat di rumah).


Konsekuensinya selama 6 bulan setelah operasi aku tidak diperkenankan untuk melakukan aktivitas yang terlalu berat yang melelahkan dan juga tidak diperkenankan untuk mengangkat benda-benda berat. Tidak ada pantangan makanan yang diberikan.

Friday, September 2, 2011

Time to Let Go


When your presence is so important to someone else

When your presence is very meaningful to someone else

When your presence means one's whole life

When your presence makes one's life complete

To see smile on one's eyes

To see warmth of one's smile

To see it's you who make him happy

Perhaps it would be flattering you

Perhaps it would make you think that you've fulfilled your life goal

But what if once you make him/her disappointed?

When his/her love turns into anger and hate

When his/her praises turn into threads

Then it would be very uncomfortable thing in the world

Should you stay just to safe his/her life?

Should you stay for his/her sake?

Should you sacrifice yourown happiness and future?

Well...I say no, I won't stay

A person has his/herown life decision

If a person indeed cares for you,

Then he won't do anything to harm you

If he/she does, then it is no love but possesiveness

Then you can call it immature

You're never responsible for one's happiness

It's for him/her to choose to be happy

If you're not happy or comfortable,

Then it is time to let go

Sunday, August 28, 2011

Kacamata VS Lensa Kontak


Aku suka sekali membaca, boleh dikata aku kecanduan membaca. Membaca membuatku terbawa ke dunia lain, ke suatu tempat yang belum pernah aku ketahui sebelumnya, mengenalkanku pada banyak hal baru di luar imaginasiku. Dengan membaca aku bisa memperluas pengetahuan, keterampilan, dan lain-lain. Dengan kata lain, bagiku membaca itu sangat menyenangkan.

Karena suka membaca (dan tak jarang aku sering membaca sambil tidur dan dalam kondisi cahaya yang kurang mencukupi), tidaklah heran jika akhirnya aku menderita gangguan mata minus. Pilihan yang ada hanyalah mengenakan kacamata atau lensa kontak. Sebenarnya masih ada pilihan lain: operasi lasik, tapi tentu saja hal itu tidak terjangkau oleh kantongku.




Sebenarnya mengenakan lensa kontak adalah pilihan yang menarik karena ada banyak pilihan warna. Namun entah mengapa aku merasa kurang nyaman untuk mengenakan lensa kontak.

Perawatan lensa kontak menurutku cukup ribet. Di kantor ada beberapa rekan kerja yang mengenakan lensa kontak. Kemana-mana mereka harus membawa cairan pembersih berikut tempat khusus untuk menyimpan lensa kontak. Dan yang paling tidak nyaman untukku adalah pemakaian dan pelepasan lensa kontak. Wuah, suer....ga bisa aku. Ngeri, parno, atau apalah sebutannya itu.

Pernah sekali iseng mencoba membeli dan memakai lensa kontak. Ternyata ada banyak jenis lensa kontak. Ada yang diaplikasikan untuk menunjang penampilan (berwarna) dan ada yang diaplikasikan untuk membantu penglihatan (biasanya bening, namun ada juga yang berwarna). Berdasarkan durasi pemakaiannya, pilihannya juga bervariasi: mulai yang seminggu, sebulan, sampai dengan setahun.

Karena merasa belum pernah memakai lensa kontak, aku memilih lensa kontak bening berdurasi 1 minggu. Wah, heboh banget waktu memakainya (itupun meminta bantuan pegawai optik untuk memasangkannya di mataku). Dasar udik kata teman-temanku. Karena ga pede untuk melepas lensa kontak, aku tidur dengan tetap mengenakan lensa kontak. Itu kesalahan pertamaku. Kesalahan kedua adalah pada saat aku bangun tidur, aku mempunyai kebiasaan untuk mengucek mata......lupa jika sedang mengenakan lensa kontak. Lensa kontak mata kiriku langsung terpental entah kemana rimbanya. Sontak, setelah selesai mandi aku langsung menuju optik untuk melepas lensa kontak di mata kananku.......sekali lagi karena alasan parno untuk menyentuhkan jemariku di mata.

Sejak itu aku kapok untuk mengenakan lensa kontak. Aku merasa lebih nyaman mengenakan kacamata, walau ada kemungkinan lensa tergores atau pecah karena lebih aman dan awet. Jika lensa kacamataku kotor, tinggal mengusapnya dengan kain khusus/tissue atau membilasnya dengan air dan sabun. Tidak perlu membawa cairan khusus pembersih seperti pengguna lensa kontak, tidak perlu merasa takut menghadapi debu atau panas (saat memasak/memanggang/membakar makanan) seperti para pengguna lensa kontak. Dengan mengenakan kacamata, aku tidak merasa parno. Dan yang paling penting, dengan mengenakan kacamata aku merasa seksi dan smart.

Friday, August 26, 2011

TENANGLAH JIWAKU

Be still...calm down...tenang...akhir-akhir ini sering sekali aku mendengar kata-kata itu.
Tidak dipungkiri pergolakan, permasalahan, cobaan yang terjadi akhir-akhir ini membuatku merasa gelisah. Mengapa Tuhan tidak menjawab doa-doaku? Mengapa Tuhan seakan lepas tangan dan berdiam diri melihat aku seperti ini?

Tak ayal memang pada saat masalah menghimpit dan seakan Tuhan tidak campur tangan, hati menjadi gelisah dan pikiran berputar begitu keras untuk mencari jalan keluar dari permasalahan yang ada.

Tapi sebenarnya Tuhan tidak pernah lepas tangan. Segala permasalahan atau cobaan diijinkan untuk:


  1. Membuat kita semakin bersandar padaNya.

  2. Menyatakan kebesaranNya sekaligus untuk menyadarkan manusia bahwa tanpa Tuhan, manusia bukan apa-apa. Tidak patut manusia menyombongkan diri atas kemampuan otak, kemampuan finansial, dll.

  3. Membentuk karakter kita agar menjadi semakin indah di mata Tuhan.
Jadi karena Tuhan kita adalah Tuhan yang akbar, Tuhan pencipta semesta alam, mengapakah harus gelisah pada saat menghadapi masalah? Serahkanlah semua itu kepada Tuhan dan minta hikmat Tuhan untuk menyelesaikan setiap permasalahan yang ada. Tenang karena tahu pasti kita berada di tangan yang benar.


Pada saat kita berdoa dan Tuhan segera menjawab,

Saat itu kita percaya Tuhan menyelesaikan

Pada saat kita berdoa dan Tuhan berdiam diri,

Saat itu Tuhan percaya kita mampu menyelesaikan

Tuesday, August 16, 2011

Maaf, Tuhan....Aku Sudah Kecewa

Merenung...merasa Tuhan tidak bersikap adil padaku. Mengapa semua yang sudah kurancang sedemikian rupa, yang aku anggap paling baik dan sempurna bisa dimentahkan begitu saja? Jujur, aku kecewa.

Aku merasa Tuhan menghalangi aku untuk mencapai tujuan yang aku anggap baik. Aku merasa dianaktirikan.

Tapi benarkah demikian?
Ternyata tidak!

Tuhan merancangkan sesuatu yang lebih baik bagiku. Ternyata rancanganku tidak sempurna, jauh jika dibandingkan dengan rancangan Tuhan yang penuh perhitungan dan mempertimbangkan segala aspek.

Sungguh bodoh merasa mampu mengatasi hikmat Tuhan dan mendikte Tuhan untuk bekerja sesuai dengan versi hikmatku! Tidak ada makhluk ciptaan yang lebih pintar daripada penciptanya. Demikian juga aku. Hikmat, akal, akhlakku tidak akan mampu melampaui hikmat Tuhan yang tiada terbatas ruang dan waktu.

Jadi jalan terbaik adalah memohon hikmat Tuhan untuk mengerti akam kehendakNya dan dengan tulus menjalankan hidup agar genap rancanganNya di dalam aku. Agar orang lain juga dapat melihat buah kerja Tuhan di dalam aku dan memuliakan Bapa di Sorga. Karena itu, ya, Bapa, mampukanlah aku yang serba terbatas ini untuk mengikuti rancanganMu yang luar biasa dan ampunilah karena aku sudah kecewa.

Thursday, August 11, 2011

Foot Note: Wisata di Surabaya


Rasanya agak aneh sudah melanglang buana ke beberapa kota besar di Indonesia, tetapi tidak bercerita mengenai kampung halamanku sendiri. Ya, Surabaya...kota sejarah dengan simbol buaya dan ikan sura mempunyai beberapa sudut menarik untuk dikunjungi.

Kebun Binatang Surabaya
Terlepas dari segala polemik yang terjadi di dalam kepengurusannya dan nasib hewan yang berada di dalamnya (kelaparan dan hilangnya beberapa koleksi satwa), Kebun Binatang Surabaya merupakan salah satu ikon menarik untuk tamasya keluarga.

Terletak di Jalan Setail 1 Surabaya, diapit terminal Joyoboyo dan Hotel Oval. Dulunya lokasi KBS yang pertama di Kaliondo, pada tahun 1916, kemudian pada tanggal 28 September 1917 pindah di Jalan Groedo. Dan pada 1920 pindah ke daerah Darmo atas jasa OOST-JAVA STOOMTRAM MAATSCHAPPIJ atau Maskapai Kereta Api yang mengusahakan lokasi seluas 30.500 m2. Persis di depan gerbang Kebun Binatang Surabaya, terdapat patung yang menjadi ikon kota Pahlawan, yaitu Suro dan Boyo.

Didirikan berdasar SK Gubernur Jenderal Belanda tanggal 31 Agustus 1916 No. 40, dengan nama “Soerabaiasche Planten-en Dierentuin” (Kebun Botani dan Binatang Surabaya) atas jasa seorang jurnalis bernama H.F.K. Kommer yang memiliki hobi mengumpulkan binatang. Dari segi finansial H.F.K Kommer mendapat bantuan dari beberapa orang yang mempunyai modal cukup.


Untuk pertama kali pada bulan April 1918, KBS dibuka namun dengan membayar tanda masuk (karcis). Kemudian akibat biaya operasional yang tinggi, maka pada tanggal 21 Juli 1922 kebun botani / KBS mengalami krisis dan akan dibubarkan, tetapi beberapa dari anggotanya tidak setuju. Pada tahun 1922 dalam rapat pengurus diputuskan untuk membubarkan KBS, tetapi dicegah oleh pihak Kotamadya Surabaya pada waktu itu.


Pada tanggal 11 Mei 1923, rapat anggota di Simpang Restaurant memutuskan untuk mendirikan Perkumpulan Kebun Binatang yang baru, dan ditunjuk W.A. Hompes untuk tinggal didalam kebun dan mengurus segala aktivitas kebun (pimpinan). Bantuan yang besar untuk kelangsungan hidup pada waktu tahun 1927 adalah dari Walikota DIJKERMAN dan anggota dewan A.Van Genrep dapat membujuk DPR Kota Surabaya untuk meraih perhatian terhadap KBS, dengan SK DPR tanggal 3 Juli 1927 dibelilah tanah yang seluas 32.000 m3 sumbangan dari Maskapai Kereta Api (OJS). Tahun 1939 sampai sekarang luas KBS meningkat menjadi 15 hektar dan pada tahun 1940 selesailah pembuatan taman yang luasnya 85.000 m2.


Konon, Kebun Binatang Surabaya / KBS adalah kebun binatang tertua di Asia. Pada 1970 KBS menyandang gelar sebagai kebun binatang dengan koleksi satwa terlengkap se-Asia Tenggara. KBS juga pernah menyandang gelar sebagai kebun binatang terluas dan paling terkenal se-Asia Tenggara.


Cukup membayar tiket masuk sebesar Rp 10.000,- maka pengunjung dengan bebas melangkahkan kaki di area seluas 15 hektar ini. Selain dapat menyaksikan beraneka ragam fauna, pengunjung dapat juga berinteraksi dengan beberapa satwa yang sudah dilatih (kuda, unta, gajah). Kebun Binatang Surabaya buka mulai pukul 7 pagi hingga 5 sore.



Monkasel

Ini adalah salah satu museum unik yang ada di Surabaya. Jika umumnya museum berbentuk bangunan beratap, maka sesuai namanya Monumen Kapal Selam memakai bangkai kapal selam RI Pasopati 401 sebagai bangunan utamanya.

Monumen Kapal Selam atau yang biasa disingkat Monkasel terletak di Jalan Pemuda, persis di tepi sungai Brantas dan di samping Surabaya Plaza. Dengan harga tiket yang hanya Rp 5.000/orang (anak berusia di bawah 3 tahun gratis), pengunjung diajak melihat dan mengalami langsung kehidupan di dalam kapal selam. Terdapat juga cinematografi kapal selam Indonesia.

Di sisi kanan Monkasel terdapat tempat duduk berpayung plus cafe untuk menikmati suasana santai di tepian Sungai Brantas.


Masjid Cheng Ho
Pertama kali aku menjejakkan kaki di masjid ini adalah 2 tahun yang lalu. Saat itu aku berada di lantai 5 gedung RS Adi Husada Undaan Wetan. Saat aku melongok keluar jendela, aku melihat bentuk bangunan yang unik. Rasa penasarankupun timbul sehingga aku kemudian memutuskan untuk berjalan menuju bangunan itu melalui pintu belakang rumah sakit.

Ternyata bangunan itu adalah sebuah masjid....Masjid Cheng Ho. Aku benar-benar kagum arsitektur bangunannya yang unik. Masjid ini didominasi warna merah, hijau, dan kuning. Ornamennya kental nuansa Tiongkok lama. Pintu masuknya menyerupai bentuk pagoda, terdapat juga relief naga dan patung singa dari lilin dengan lafaz Allah dalam huruf Arab di puncak pagoda. Di sisi kiri bangunan terdapat sebuah beduk sebagai pelengkap bangunan masjid.

Masjid Cheng Ho atau Masjid Muhammad Cheng Hoo Surabaya ialah bangunan masjid yang menyerupai kelenteng (rumah ibadah umat Tri Dharma). Gedung ini terletak di areal komplek gedung serba guna PITI (Pembina Imam Tauhid Islam) Jawa Timur Jalan Gading No.2 (Belakang Taman Makam Pahlawan Kusuma Bangsa) Surabaya. Dibangun untuk mengenang perjuangan dan dakwah Laksamana Cheng Hoo dan diresmikan pada 13 Oktober 2002.


Arsitektur Masjid Cheng Ho diilhami Masjid Niu Jie di Beijing yang dibangun pada tahun 996 Masehi. Gaya Niu Jie tampak pada bagian puncak, atau atap utama, dan mahkota masjid. Selebihnya, hasil perpaduan arsitektur Timur Tengah dan budaya lokal Jawa.


Masjid Muhammad Cheng Hoo ini mampu menampung sekitar 200 jama'ah. Masjid Muhammad Cheng Hoo berdiri diatas tanah seluas 21 x 11 meter persegi dengan luas bangunan utama 11 x 9 meter persegi. Masjid Muhammad Cheng Hoo juga memiliki delapan sisi dibagian atas bangunan utama. Ketiga ukuran atau angka itu ada maksudnya. Maknanya adalah angka 11 untuk ukuran Ka'bah saat baru dibangun, angka 9 melambangkan Wali Songo dan angka 8 melambangkan Pat Kwa (keberuntungan/ kejayaan dalam bahasa Tionghoa).


Tugu Pahlawan


Jujur hingga saat ini aku belum pernah menginjakkan kaki di Tugu Pahlawan, jadi belum bisa bercerita banyak soal monumen yang menjadi bukti sejarah perjuangan arek-arek Suroboyo hehehe

House of Sampoerna


Kompleks bangunan megah bergaya kolonial Belanda ini dibangun pada 1862. Awalnya didirikan sebagai panti asuhan putra yang dikelola oleh pemerintah Belanda, lalu dibeli pada 1932 oleh Liem Seeng Tee, pendiri Sampoerna. House of Sampoerna terbagi menjadi 3 bagian: bagian utama di tengah (rumah besar) yang digunakan sebagai museum dan pabrik dan 2 bangunan di kiri dan kanannya yang digunakan sebagai cafe dan gallery.


Di Museum pengunjung disuguhi historikal keluarga pendiri Sampoerna sampai melihat dari dekat fasilitas produksi rokok linting tangan dan berakhir dengan pengalaman tak terlupakan melinting rokok kretek dengan menggunakan alat tradisional.


Oh ya, House of Sampoerna juga menyediakan 1 unit Heritage Shuttle Bus yang dioperasikan secara gratis. Ada 2 rute pilihan, yaitu rute panjang (Jumat - Minggu, sekitar 2 jam perjalanan) dan rute pendek (Selasa - Kamis, sekitar sejam perjalanan). Untuk bisa berkeliling kota Surabaya sambil menyaksikan bangunan-bangunan tua bersejarah, silahkan memesan tiket di: 031-3539000 ext 41142.

Masjid Sunan Ampel



Masjid yang merupakan salah satu obyek wisata religi di Surabaya ini dibangun oleh salah satu Wali Songo, yaitu Sunan Ampel pada tahun 1421 (makam Sunan Ampel terdapat di dalam komplek masjid ini). Masjid ini terletak berdekatan dengan Kampung Arab, sehingga tidak mengherankan jika di sekitar masjid banyak dijumpai penduduk keturunan Arab yang bermata pencaharian sebagai pedagang pernak-pernik religi maupun buah kurma.


Di masa jelang bulan puasa maupun Lebaran, Masjid Ampel ramai dikunjungi oleh para wisatawan maupun para peziarah dari Surabaya maupun luar Surabaya.


Jembatan Suramadu




Salah satu icon yang menjadi kebanggaan kota Surabaya. Jembatan ini diresmikan oleh Presiden Megawati Soekarnoputri pada 20 Agustus 2003. Jembatan sepanjang 5.438 meter yang menghubungkan Surabaya dengan Bangkalan ini merupakan jembatan terpanjang di Indonesia untuk saat ini. Secara pribadi, aku lebih suka view Jembatan Suramadu di kala malam.


Pantai Kenjeran



Jika foto dapat menipu, maka ungkapan ini sangat tepat untuk Pantai Kenjeran. Mohon maaf sebelumnya...walaupun ini adalah tempat wisata yang dibanggakan, bahkan merupakan tempat wisata bagiku sekeluarga sewaktu aku masih kanak-kanak....tapi aku tidak merekomendasikan Pantai Kenjeran kepada teman maupun sanak keluarga yang berkunjung ke Surabaya. Aku malu dengan tingkat polusi sampah dan ketidakterawatan Pantai Kenjeran. Sangat jauh jika harus dibandingkan dengan pengelolaan Pantai Ancol-Jakarta atau Pantai Losari-Makassar.


Setiap pertengahan September, Kya-Kya Kenjeran menjadi ajang Festival Bulan Purnama. Dalam festival yang berlangsung selama sebulan ini, Kya-Kya Kenjeran tampil semarak dengan ribuan lampion. Tahun ini, Festival Bulan Purnama sepertinya akan lebih meriah menyusul dibangunnya Kya-Kya baru di sisi timur pantai.


Belakangan didirikan pula tempat ibadah umat Tri Dharma (Buddha, Kong Fu Tsu, dan Tao) yang megah. Letaknya di dalam kompleks Pantai Ria Kenjeran. Yang mencolok dari bangunan ini adalah patung Dewi Kwan Im Pou Sat setinggi 20 meter beserta pendampingnya: dua anak kecil dan dua pasang dewa. Di bawahnya, meliuk sepasang naga raksasa memperebutkan sebuah bola mustika.


Selain patung Dewi Kwan Im, ada pula patung Buddha atau Dewa Empat Muka (Four Faced Buddha Monument) setinggi sembilan meter (36 meter termasuk kubahnya). Monumen yang diresmikan pada 9 Nopember 2004 ini masuk Museum Rekor Indonesia (MURI) sebagai patung Buddha terbesar dan tertinggi di Indonesia. Bangunan ini menempati lahan seluas 225 meter persegi diapit empat ekor gajah putih di empat penjuru mata angin.


Kenjeran Park juga menyediakan fasilitas futsal indoor dengan kapasitas lebih dari dua lapangan. Bagi yang suka perang-perangan, tersedia wahana blast. Hanya dengan membayar Rp 30 ribu, Anda bisa berperan sebagai pasukan counter terorist. Masih di objek ini, tersedia arena bagi Anda yang gemar kebut-kebutan.

Friday, August 5, 2011

Tangan Cicak

Tangan cicak....
Itu gelar yang aku sandang. Sekilas tidak tampak perbedaan apapun pada kedua tanganku, sama-sama memiliki 5 jari di setiap tangannya. Namun jika benar-benar diperhatikan, maka tangan kiriku lebih pendek dibanding tangan kananku dan jari-jari pada tangan kiriku lebih pendek seruas jika dibandingkan dengan jari-jari pada tangan kananku. Bentuknya yang mungil dan lucu itulah yang membuatku menyandang gelar tangan cicak.

Bobotku sewaktu dilahirkan hampir mencapai 4 Kg. Cukup jumbo untuk dilahirkan secara normal. Ceritanya nih, waktu prosesi dilahirkan bagaikan sumbat botol aku hanya keluar sebatas bahu saja. Sehingga untuk mengeluarkan aku, para suster harus menarikku keluar. Mungkin sewaktu proses penarikan itulah ada urat lengan kiriku yang terjepit sehingga pertumbuhannya lebih lambat jika dibandingkan dengan pertumbuhan tangan kananku yang normal.

Gelar tangan cicak membuatku minder untuk bersosialisasi. Aku malu selalu menjadi bahan ejekan atau gurauan di keluarga maupun teman-teman sekolah. Rasanya ingin ditelan bumi saja. Sempat protes ke Tuhan kenapa aku diciptakan cacat seperti ini. Aku tidak melihat bahwa masih banyak yang memiliki kondisi tubuh jauh lebih buruk dari aku. Aku begitu terfokus dengan kecacatanku. Aku tidak melihat karunia lain yang Tuhan berikan kepadaku.

Tapi itu dulu....sekarang aku justru bersyukur dengan ukuran jemari tangan kiriku yang lebih mungil. Aku mampu membuat prakarya secara mendetail walaupun ukurannya mini, aku mampu mengambil benda-benda yang terjatuh di tempat yang sempit, dll. Yang lebih membuatku bersyukur lebih lagi adalah anak-anakku lebih suka menggandeng tangan kiriku karena ukurannya pas dengan ukuran tangan mereka ^_^

Memang ciptaan Tuhan tidak ada yang buruk...apa yang disangkakan buruk pada awalnya, ternyata dirancangkan baik adanya oleh Tuhan. Kuncinya adalah mengucapkan syukur dan kesediaan diri untuk dipakai Tuhan dalam berkarya.

Perintah Yang Tidak Diinginkan

Pernah membayangkan mendapatkan hadiah ulang tahun yang tidak sesuai harapan? Pernah mendapatkan perintah yang tidak diinginkan untuk dilakukan? Apa yang kemudian terjadi? Tetap menerima / menjalankan atau justru menolaknya?

Aku mengambil 3 contoh tokoh dalam Alkitab yang menerima perintah yang tidak menyenangkan. Pertama adalah Musa yang nota bene adalah seorang pangeran Mesir, ditunjuk Tuhan untuk membawa Bangsa Israel keluar dari Mesir. Kedua adalah perawan Maria yang ditunjuk Tuhan untuk mengandung Yesus. Ketiga adalah Tuhan Yesus sendiri yang harus disalib untuk menebus dosa seluruh umat manusia.
Bisa dibayangkan betapa tidak menyenangkannya perintah yang harus mereka jalani.


  1. Musa harus meninggalkan kehidupan mewahnya di istana di mana ia selalu dilayani, bergelimang harta benda dan kekuasaan, tiba-tiba harus memimpin ribuan orang Israel yang bawel untuk keluar dari Mesir tanpa fasilitas apapun. Musa sempat berujar mengapa bukan Harun - kakaknya yang ditunjuk untuk menjalankan itu semua.

  2. Maria yang saat itu telah bertunangan dengan Yusuf, harus mengandung di luar nikah. Memang keren boleh diijinkan mengandung keIlahian, tapi konsekuensi yang ditanggung juga sangat besar. Jika di zaman sekarang hamil di luar nikah dianggap aib, apalagi di zaman Maria. Pelaku perzinahan harus siap untuk dirajam batu hingga mati. Kalaupun semisal hal itu tidak terjadi, Maria pasti menjadi bahan gosip dan terlebih dari itu, putus hubungan dengan tunangannya.

  3. Lalu Yesus, menanggalkan keilahiannya untuk menjadi sama dengan manusia. Merasakan lapar, haus, ditolak, dihina, dan mati disalibkan oleh mahluk ciptaanNya sendiri. Pada malam sebelum Ia disalib, Yesus sempat berujar kepada Bapa di Surga: biarlah cawan ini lalu daripadaKu.

Pergumulan yang sama sekali tidak ringan. Mereka harus rela melepas zona nyaman mereka untuk menjalankan perintah Tuhan. Aku yakin mereka bisa menjawab "tidak" untuk perintah Tuhan, tetapi mengapa mereka kemudian menyanggupi perintah yang mereka tahu akan membuat mereka tersiksa?


Dua hal yang sangat aku yakini, yaitu pertama bahwa Tuhan tidak asal menunjuk orang untuk menjalankan titahNya. Dia tahu bahwa orang yang Dia tunjuk adalah orang yang akan menyelesaikan tugas yang diberikan kepadanya hingga selesai. Kedua, bahwa si penerima perintah/tugas menyerahkan diri secara total kepada Tuhan. Yakin dan percaya bahwa Tuhan tidak lepas tangan. Tuhan akan ikut campur untuk memampukan mereka menyelesaikan tugas. Lihat saja bagaimana Tuhan menurunkan 10 tulah dan membelah lautan untuk meloloskan bangsa Israel dari cengkraman bangsa Mesir. Bisa dilihat juga dari campur tangan Tuhan menyelamatkan status sosial Maria.

Jadi pada saat kita bertanya-tanya mengapa kita harus menjalani sesuatu yang tidak sesuai dengan keinginan kita, ingatlah bahwa Tuhan selalu ikut serta merancangkan segala sesuatu yang mendatangkan kebaikan bagi kita dan bahwa Dia akan memampukan kita untuk menyelesaikan tugas. Jbu.

Monday, July 25, 2011

Jember Fashion Carnaval X 2011



Tidak perlu pergi jauh-jauh ke Amerika atau Eropa atau biaya yang mahal untuk menyaksikan parade kostum. Cukup 6 jam perjalanan darat dari Surabaya, kita bisa menyaksikan parade fashion kelas dunia.


Jember Fashion Carnaval, inilah parade fashion yang menjadi agenda rutin kota Jember. 600 peserta fashion akan memperagakan kostum-kostum cantik berwarna-warni di sepanjang Jalan Sultan Agung - Jalan Gajah Mada layaknya catwalk yang terbentang sejauh 3,6 Km (diakui oleh MURI sebagai catwalk terpanjang se-Indonesia).JFC terparkarsa atas ide dari seorang Dynand Fariz (Pemilik Rumah mode Dynand Fariz) yang mengadakan Pekan Mode Dynand Fariz dengan berkeliling di kampung-kampung dan alun-alun kota Jember pada tahun 2002. Ide ini kemudian diadopsi menjadi JFC di tahun berikutnya dan secara rutin terus terselenggara di setiap tahunnya dengan mengangkat tema yang berbeda.


Yang istimewa dari penyelenggaraan JFC-X pada 24 Juli 2011 kali ini adalah ditampilkannya best defile (kostum) dari penyelenggaraan JFC - JFC sebelumnya ditambah JFC-X 2011 kali ini dimeriahkan pula untuk pertama kalinya oleh Korps TNI Yonif 151 Kostrad (mengenakan defile Royal Kingdom) dan parade kostum oleh murid-murid TK. Itu yang paling menarik minatku.


Pucuk dicinta ulampun tiba...
Sudah semenjak event ini diumumkan pada milis beberapa bulan yang lalu, aku berniat untuk ikut menyaksikan event yang telah terselenggara sejak tahun 2003 yang lalu. Aku kemudian mendaftarkan diri melalui website resmi JFC untuk dapat menjadi penonton parade. Namun dikarena beberapa faktor aku mengurungkan niatku untuk berangkat dan hanya membantu teman-teman milis dalam reservasi 4 kamar di Hotel Sulawesi Jember (Rp 250.000/room/night) sedari bulan Mei 2011 dan sewa elf untuk transportasi. Karena event JFC adalah event akbar yang sudah mendunia, sudah pasti seluruh hotel akan fully booked.


Pada 22 Juli 2011 malam, aku menjemput 5 orang teman milis asal Jakarta di bandara Juanda dan melepas mereka berangkat menuju Jember. Oleh teman-teman milis, keesokan harinya tag-ku diambil dengan harapan aku tetap ikut serta dalam acara istimewa ini.


Sore harinya keadaan berbalik 180 derajat dan memungkinkan aku untuk bertolak ke Jember. Setelah mengantongi ijin untuk berangkat, aku memesan seat di Travel Surya - Jalan Panjang Jiwo 46-48 Surabaya (031-8480947) seharga Rp 70.000,- Bertolak dari Surabaya pukul 22.30 wib dan tiba di Jember pukul 04.30 wib. Tidak bisa beristirahat lama karena bersama teman-teman milis, kami berencana untuk hunting foto persiapan karnaval yang dimulai pukul 6 pagi di alun-alun kota Jember.



JFC-X 2011 sendiri dimulai tepat tengah hari (12.00 - 17.00). Jalan-jalan yang terhubungan dengan alur catwalk ditutup mulai pukul 9 pagi dan di sepanjang Jalan Raya Sultan Agung dan Jalan Gajah Mada diberi pagar pembatas lengkap dengan nomor-nomor kode yang menunjukkan pembagian arda bagi para JFC-X 2011 hunter seperti aku.


Panas menyengat kulit mengantar peluh, namun tidak menyurutkan antusiasisme para pengunjung untuk menyaksikan parade kostum berwarna-warni yang diperagakan oleh para muda-mudi kota Jember. Sungguh membanggakan menyaksikan kreativitas anak negeri sendiri!

Theme Borneo





Theme Bali



Theme Punk



Theme India




Royal Kingdom - The best defile 2011


Aku tidak mengikuti prosesi acara hingga selesai. Kembali memesan 1 seat di Travel Surya - Jalan Diponegoro 4/38 Jember (0331-488391, 411092) untuk meluncur kembali ke Surabaya.

Thanks for the pictures to: Aya Koetjoe, Lolo Asinamura, Ninuk, and Priyo ^_^

Monday, June 6, 2011

Apakah Aku Kejam Kalau Begitu?

Lebih jahat mana:

Membiarkan dan menutup mulut terhadap suatu kesalahan atas nama tidak tega atau dengan tegas menyatakan kebenaran?

Haruskah aku membiarkan nuraniku tercabik karena tahu suatu kesalahan secara berulang-ulang terjadi padahal aku tahu aku bisa menghentikannya atas dasar kasihan pada sang pelaku?


Adakah orang tua membiarkan anaknya melakukan kesalahan yang sama tanpa menegurnya?

Adakah sahabat sejati membiarkan sahabatnya berbuat kesalahan tanpa menegurnya?

Apakah bisa disebut orang tua yang baik jika membiarkan anaknya bermain dengan binatang buas?

Apakah bisa disebut sahabat yang baik jika membiarkan sahabatnya terjerumus dalam kenistaan?

Apa jawabmu?

TIDAK?

Oh, benarkah?

Jadi mengapa ada stempel "TEGA & KEJAM" di dahiku hanya karena aku menyuarakan kebenaran?

Apakah tidak lebih kejam jika aku membiarkan sahabatku berbuat salah?

Apakah tidak lebih kejam jika aku tidak menuntun sahabatku ke jalan yang benar?

Jadi mengapa aku dicap "KEJAM"?

Tidakkah kamu sadari dibutuhkan keberanian dan keteguhan hati untuk menyatakan kebenaran?

Atau tidakkah kamu sadari dibutuhkan kelapangan dada untuk siap menerima tatapan sakit hati, makian, atau suara memelas?

Apakah aku kejam kalau begitu?

Lebih jahat mana:

Membiarkan dan menutup mulut terhadap suatu kesalahan atas nama tidak tega atau dengan tegas menyatakan kebenaran?

Saturday, June 4, 2011

Suramadu by Night Cruise - An Incredible Evening


Pemandangan Jembatan Suramadu Kala Petang



Enjoying Suramadu Bridge view from Kenjeran beach is common, enjoying Suramadu Bridge view from the boat is really stunning!

Biasanya aku hanya menikmati pemandangan Jembatan Suramadu dari tepian Pantai Kenjeran, tapi kali ini aku bisa menikmati kecantikan dan kemegahan Jembatan Suramadu dari dekat. Bukan berarti kala itu aku melintasi Jembatan Suramadu, melainkan berada di atas kapal wisata Wicitra Dharma yang disewa oleh IABC.

Adalah sebuah kesempatan langka untuk bertemu orang-orang penting di bidang diplomatik, Duta Besar Australia untuk Indonesia dan Konsulat Jendral Amerika adalah 2 dari 174 undangan yang hadir kala itu.


Dubes Australia dan Margie Dancers

Pada saat langit berwarna merah keemasan, kapal meninggalkan Dermaga 1 Ujung Surabaya seraya acara dibuka dengan suguhan tarian Madura oleh 6 murid sekolah Margie. Di penghujung tarian masing-masing penari mengajak para undangan yang mayoritas adalah WNA untuk ikut menari. Aku tergelak melihat semangat para undangan bule untuk menari walaupun gerakan mereka kagok dan sangat lucu.

Acara dilanjutkan dengan sambutan dari perwakilan IABC Jatim dan Duta Besar Australia. Sungguh luar biasa, dia memberikan pembukaan dalam bahasa Indonesia! Tak ayal audience memberikan sambutan applause.
Selepas 1 jam, acara formalitas berakhir dan para undangan dipersilahkan untuk menikmati hidangan yang tersaji di dek depan dan belakang kapal. Sementara para undangan menyerbu hidangan, aku sengaja mengambil kesempatan untuk berpose bersama Konsulat Jenderal USA.



Berpose bersama Konsulat Jenderal USA di Surabaya




Narsis dengan latar belakang Jembatan Suramadu

Langit di luar telah menjadi gelap seiring terbenamnya sang surya. Lampu di sepanjang Jembatan Suramadu telah dinyalakan...cantik sekali! Aku sengaja menunda makan malam demi bisa mengabadikan moment langka itu. Kapan lagi bisa berpose dengan latar belakang Jembatan Suramadu dari jarak dekat?

Friday, May 27, 2011

Foot Note: Lintas Borneo Part 4 (Martapura)

Sebelum kembali ke Surabaya, aku tidak melewatkan kesempatan untuk sejenak singgah di Martapura. Oleh teman milisku aku diajak ke pertambangan intan yang terletak di Desa Pumpung. Istimewa sekali bisa melihat aktivitas penambangan intan dari dekat, menyaksikan langsung bagaimana sulitnya untuk memperoleh batu berharga dan alam yang rusak parah karenanya.



Suasana di Pertambangan

Begitu memasuki kawasan pertambangan aku dan teman-temanku langsung diserbu oleh para pedagang asesoris dan batuan cantik, apalagi sewaktu melihat ada bule yang ikut dalam rombongan kami.

Dari situ, kami bertolak ke Unit Usaha Penggosokan Intan yang terletak di Jalan Ahmad Yani KM 37 No. 1-2 Martapura. Di sini kami langsung disambut oleh salah seorang petugas yang kemudian mengantar kami ke sebuah ruangan tempat proses pengasahan intan berlangsung. Wah ternyata sangat rumit untuk menciptakan butir berlian yang rupawan, alat yang dipergunakan juga khusus didatangkan dari Belanda.



Oleh sang petugas kami diperbolehkan untuk mencoba mempraktekkan mengasah berlian...susah sekali karena berlian yang diasah begitu mungilnya, sedangkan proses pengasahannya harus secara bertahap untuk menghasilkan 6 model berlian yang populer di dunia (bundar, markis, pear, emerald, oval, dan hati). Di antara keenam model tersebut, model bundarlah yang paling populer.


Karena proses pembuatan yang rumit dan membutuhkan akurasi tinggi itulah, plus perolehan batu intan yang relatif sangat sulit, harga berlian bisa mencapai puluhan bahkan ratusan juta rupiah.

Di tempat itu kami juga diedukasi cara membedakan berlian serta batuan berharga lainnya dengan produk imitasi. Ilmu yang berharga agar kami tidak tertipu oleh pedagang yang menawarkan asesoris bebatuan berharga. Ternyata tidak mudah membedakan antara bebatuan yang memiliki warna asli dengan bebatuan yang warnana disuntik. Sering kali aku dan teman-temanku terkecoh dengan kemilau serta kecemerlangan warna bebatuan tersebut.

Waktu telah menunjukkan pukul 3 sore, kami kemudian bertolak ke Rumah Adat Banjar Bumbungan Tinggi yang terletak 30 menit dari tempat penggosokan intan. Rumah Adat ini merupakan cagar budaya yang dilindungi oleh pemerintah setempat. Di sinilah Hj. Mulia (pemilik) tinggal bersama keluarga besarnya.


Rumah Adat Banjar Bumbungan Tinggi dan Gajah Baliku


Bagian Dalam Rumah Adat Banjar Bumbungan Tinggi



Setelah puas mengabadikan rumah adat Banjar dan bercakap-cakap dengan keluarga Hj. Mulia, kami bertolak ke CBS untuk membeli oleh-oleh bagi keluarga, kerabat, dan sahabat di kota kami masing-masing.

Kain Sasirangan menjadi salah satu daya tarik. Sasirangan dibuat dengan teknik tusuk jelujur kemudian diikat tali rafia dan dicelup.

Menurut para tetua masyarakat setempat, dahulu kain Sasirangan dipergunakan untuk ikat kepala (laung) dan sabuk yang dipakai oleh kaum lelaki. Sedangkan oleh kaum wanita dipakai sebagai selendang, kerudung, atau udat (kemben). Kain ini juga sebagai pakaian wajib dalam upacara-upacara adat, bahkan juga dipergunakan pada pengobatan orang sakit lho. Tapi sekarang, kain sasirangan tidak hanya dipergunakan untuk kegiatan adat, melainkan sudah menjadi pakaian untuk kegiatan sehari-hari.

Kata “Sasirangan” berasal dari kata sirang yang berarti diikat atau dijahit dengan tangan dan ditarik benangnya. Kain sasirangan dibuat dari kain mori, polyester yang dijahit dengan cara tertentu. Kemudian dicelupkan dalam macam-macam warna yang diinginkan, sehingga menghasilkan corak warna-warni yang menarik.

Souvenir lain yang menarik adalah asesoris yang terbuat dari bebatuan cantik. Sedangkan cemilan khas Banjar yang tidak boleh dilupakan untuk oleh-oleh adalah amplang (kerupuk berbentuk bola kecil-kecil yang terbuat dari ikan tengiri atau udang).

Foot Note: Lintas Borneo Part 3 (Pasar Terapung Lok Baintan - Banjarmasin)

Arrrgghhh....akhirnya sampai juga di kota 1000 sungai - Banjarmasin! Kataku dalam hati sambil meregangkan tubuhku. Waktu telah menunjukkan pukul 20.00 Wita pada saat aku melintasi gerbang kota Banjarmasin yang megah. Badanku terasa sangat penat karena aktivitas bamboo rafting di Sungai Amandit pagi itu dan setelah itu harus menempuh jalan darat yang lumayan lama dari Loksado menuju Banjarmasin (5 jam perjalanan). Keadaan semakin diperburuk karena mobil Avansa yang kami sewa diisi 6 personil + 1 driver! Maklum kaum budget travelers ^_^


Setelah bersantap malam di Lontong Orari yang terkenal, aku bersama 4 orang temanku meluncur ke hotel yang telah direservasi seminggu sebelumnya. Namun sewaktu kami memasuki lobby, aroma rokok langsung menyeruak dan seorang gadis dengan dandanan menor plus berbaju minim dan ketat tampak menunggu di lobby...yach, bisa diambil kesimpulan sendirilah hotel macam apa itu. Kami kemudian memutuskan untuk mencari alternatif hotel lain yang berada di kawasan itu.


Untunglah kami menemukan Hotel Mira yang berlokasi di Jalan Letjen MT Haryono 41 RT 011 Banjarmasin, telepon (0511) 3363955. Hotel ini terletak tengah kota dan biaya inap yang relatif murah untuk semi backpacker traveler seperti aku, yaitu Rp 205.000/malam (deluxe twin sharing). Selain itu Mira Hotel letaknya berdekatan dengan Pantai Jodoh - dermaga tempat perahu-perahu klotok bersandar. Sebenarnya Pantai Jodoh bukanlah pantai melainkan tepian sungai, dinamai demikian karena pada saat senja hari banyak pasangan muda mudi yang duduk di tepian sungai. Untuk mencapai dermaga, hanya perlu berjalan kaki selama 10 menit melewati masjid terbesar di Banjarmasin di kala subuh.


Tujuan utama ke Banjarmasin tentu saja untuk mengunjungi Pasar Terapung Lok Baintan. Sebenarnya di Banjarmasin terdapat 2 pasar terapung, yaitu: Muara Kuin dan Lok Baintan. Aku sengaja memilih Lok Baintan karena ketradisionalannya yang masih kental, walaupun sebenarnya pasar terapung Muara Kuin lebih dekat.


Pasar Terapung Lok Baintan terletak di Desa Sungai Pinang (Lok Baintan), Kecamatan Sungai Tabuk, Kabupaten Banjar. Pasar ini mulai beroperasi sejak pukul 6 pagi hingga 8 pagi. Perjalanan menuju Lokbaintan dari Banjarmasin dengan perahu klotok memakan waktu kurang lebih 1 jam.



Aku memutuskan untuk berangkat dari penginapan pukul 5 pagi. Walaupun waktu masih subuh, tapi ternyata udara kota Banjarmasin sama sekali tidak sejuk seperti yang aku perkirakan sebelumnya, malah cenderung hangat....mungkin karena letaknya yang dekat garis khatulistiwa.



Menikmati sunrise di atas atap perahu kelotok



Melalui referensi seorang teman milis yang menempuh studi di Banjarmasin, aku menyewa perahu klotok Pak Imus seharga Rp 175.000,- untuk rute Banjarmasin - Lok Baintan PP. Tarif pada umumnya adalah Rp 200.000 - Rp 250.000, namun karena teman milisku sering memakai jasa pak Imus, kami mendapatkan harga khusus. Lumayanlah bisa dipakai untuk menikmati sepiring soto banjar yang terkenal itu. Pak Imus bisa dikontak di nomor 0852-49418171.

Untuk orang yang terbiasa dengan kehidupan masyarakat perkotaan dengan gedung-gedung pencakar langit yang menjulang, pemandangan selama menyusuri sungai sangat memukauku. Kondisi pada saat aku berangkat masih gelap gulita, di tengah perjalanan matahari mulai menyingsing memberi warna kuning kemerahan di langit. Kilaunya sangat cantik terpantul di air sungai. Pemandangan yang sangat sayang untuk tidak diabadikan dengan kamera. Sunrise yang sempurna!

Pemandangan lain yang tak luput dari pandangan adalah sekelompok besar burung terbang kemali ke sarang mereka, langit seperti dipenuhi titik-titik yang berbentuk segitiga dan kebiasaan warga pesisir sungai menjalani aktivitas pagi mereka. Jujur, sampai malu sendiri melihat mereka mandi di atas panggung rumah kayu mereka dengan hanya berbalut kain atau pakaian dalam saja, padahal yang dilihat cuek-cuek saja. Bahkan tak jarang yang melambaikan tangan tanda ucapan selamat datang.


Suasana di Pasar Terapung Lok Baintan




Di Lok Baintan transaksi barter masih sah, lho, tapi seandainya memang tidak ada barang untuk dipertukarkan, bisa juga bertransaksi dengan menggunakan uang.


Mie Merah disajikan dengan Saos Sambal


Kue Getuk


Menikmati sarapan kue tradisional di atas kapal klotok merupakan pengalaman yang mengasyikkan. Semilir angin pagi yang menyejukkan plus ayunan badan perahu karena aliran air merupakan kombinasi yang langka. Sungguh, Indonesia itu unik dan cantik!

Thursday, May 26, 2011

Foot Note: Lintas Borneo Part 2 (Loksado)

Pesawat Sriwijaya yang aku tumpangi dari Balikpapan mendarat mulus di Bandara Udara Syamsuddin Noor Banjarbaru tepat seperti estimasi waktu tiba, yaitu pukul 18.30 Wib. Mobil+driver yang aku sewa beserta seorang teman milis yang menempuh studi di Banjarmasin sudah menanti di bandara dan kamipun langsung bertolak menuju Loksado yang berjarak 4 jam perjalanan dari Banjarbaru tanpa makan malam.



Depot Ketupat Kandangan



Dalam perjalanan, kami singgah di ibukota kabupaten Kandangan untuk menyantap lezatnya Ketupat Kandangan yang terkenal itu. Enyak...enyak....enyak! Tidak salah teman-teman milis merekomendasikan menu yang istimewa ini. Setelah kenyang, kamipun melanjutkan perjalanan menuju Loksado.


Aku bersama-sama teman dari Jakarta dan Surabaya bermalam di Wisma Loksado (telp. 081-348515830 / 0852-51544398) untuk melepas lelah setelah menjelajahi Pampang dan menempuh jalur darat yang lumayan panjang dari Pampang menuju Balikpapan. Harga sewa kamar di Wisma Loksado adalah sebesar Rp 220.000/malam (twin sharing, excld. breakfast), sedangkan untuk extra bed dikenakan charge sebesar Rp 75.000. Perlu diingat bahwa sistem sewa kamar di Loksado tidak bisa dilakukan jauh-jauh hari (> 30 hari sebelum hari H). Pemesanan kamar bisa dilakukan max. 2 minggu sebelum hari H.



Bagian dalam kamar Wisma Loksado (kamar mandi dalam, tanpa AC dan tanpa TV)


Wisma Loksado terletak di tepi sungai Amandit, untuk ke Wisma Loksado harus menyebrangi jembatan gantung yang bergoyang-goyang pada saat ada yang berjalan di atasnya. Sayup-sayup terdengar gemericik air sungai yang mengalir dari kamarku. Suasana yang nyaman dan alami ini mengantarku ke alam mimpi, mengistirahatkan tubuhku untuk kegiatan seru di keesokan hari.



Bamboo Rafting di Sungai Amandit - Loksado


Ini dia kegiatan paling mengasikkan!

Bukan sembarang rafting. Jika pada umumnya arung jeram menggunakan perahu karet, dayung, baju pelampung, dan helm, Bamboo rafting mematahkan semua itu. Aku hanya menggunakan rakit yang terbuat dari belasan batang bambu yang diikat menjadi satu dengan menggunakan kulit bambu muda, tanpa dayung tapi batang bambu. Istimewanya lagi satu rakit bambu ini hanya boleh dinaiki oleh max. 3 orang dan 1 orang joki. Perjalanan yang seru sekali!


Berpose sebelum menikmati serunya riam-riam liar Sungai Amandit


Awal mula terciptanya bamboo rafting adalah aktivitas para petani bambu yang mengirimkan hasil bambunya ke kota Kandangan dengan cara menghanyutkan batang-batang bambu di Sungai Amandit. Ada 2 rute bamboo rafting, yaitu: rute panjang (2 hari) dan rute pendek (2,5-3 jam). Tentu saja aku memilih rute pendek, tidak terbayang capeknya jika aku mengambil rute panjang selama 2 hari. Bisa remuk badanku!


Setelah menempuh setengah rute, sang joki menepikan rakit dan mempersilahkan aku bersama teman-teman berenang di sungai yang mengalir tenang. Wah, tidak perlu dikomando, langsung menceburkan diri ke sungai Amandit yang menyegarkan. Berenang, bermain air, menikmati pemandangan alam dan berpose narsis. Bukan main asyiknya!


Asyiknya berenang dan main air di Sungai Amandit


Keberuntungan bagiku karena di rakit yang kutumpangi melewati pohon jambu air yang sedang berbuah lebat, keberuntungan lain adalah sang joki yang memiliki mata yang tajam dan keahlian menggunakan buluh bambunya untuk memetik buah jambu. Jadilah aku bersama teman-temanku menikmati buah jambu di atas sungai Amandit. Asli mantap!

Untuk menikmati bamboo rafting dikenakan biaya Rp 250.000/rakit. Hal yang sangat sepadan dengan serunya adrenalin berpacu pada saat melewati jeram-jeram liar. Rakit yang begitu mungil dan tanpa pengaman samping, tanpa helm, tanpa jaket pelampung bertarung dengan derasnya jeram-jeram sungai Amandit yang jernih dan dingin. Benar-benar seru! Highly recommended!


Air Terjun Haratai - Loksado


Untuk mencapai lokasi Air Terjun Haratai yang jaraknya 8 Km dari Wisma Loksado, harus menyewa ojek sebesar Rp 50.000 (pp). Supir ojeknya harus yang berpengalaman karena jalur menuju Air Terjun Haratai layaknya arena off road. Gokil abis!


Air Terjun Haratai berwarna kehijauan. Salah satu kecantikan alam yang masih tersembunyi. Airnya berwarna hijau jernih dan sangat dingin. Benar-benar menggoda.


Sayangnya aku tidak bisa berlama-lama di Loksado karena selepas makan siang aku harus turun ke Banjarmasin. Aku harus mengikuti jadwal padat yang aku buat sendiri agar tidak ada spot yang terlewatkan.


Indonesia itu sungguh cantik!!!