Aku mengambil 3 contoh tokoh dalam Alkitab yang menerima perintah yang tidak menyenangkan. Pertama adalah Musa yang nota bene adalah seorang pangeran Mesir, ditunjuk Tuhan untuk membawa Bangsa Israel keluar dari Mesir. Kedua adalah perawan Maria yang ditunjuk Tuhan untuk mengandung Yesus. Ketiga adalah Tuhan Yesus sendiri yang harus disalib untuk menebus dosa seluruh umat manusia.
Bisa dibayangkan betapa tidak menyenangkannya perintah yang harus mereka jalani.
- Musa harus meninggalkan kehidupan mewahnya di istana di mana ia selalu dilayani, bergelimang harta benda dan kekuasaan, tiba-tiba harus memimpin ribuan orang Israel yang bawel untuk keluar dari Mesir tanpa fasilitas apapun. Musa sempat berujar mengapa bukan Harun - kakaknya yang ditunjuk untuk menjalankan itu semua.
- Maria yang saat itu telah bertunangan dengan Yusuf, harus mengandung di luar nikah. Memang keren boleh diijinkan mengandung keIlahian, tapi konsekuensi yang ditanggung juga sangat besar. Jika di zaman sekarang hamil di luar nikah dianggap aib, apalagi di zaman Maria. Pelaku perzinahan harus siap untuk dirajam batu hingga mati. Kalaupun semisal hal itu tidak terjadi, Maria pasti menjadi bahan gosip dan terlebih dari itu, putus hubungan dengan tunangannya.
- Lalu Yesus, menanggalkan keilahiannya untuk menjadi sama dengan manusia. Merasakan lapar, haus, ditolak, dihina, dan mati disalibkan oleh mahluk ciptaanNya sendiri. Pada malam sebelum Ia disalib, Yesus sempat berujar kepada Bapa di Surga: biarlah cawan ini lalu daripadaKu.
Pergumulan yang sama sekali tidak ringan. Mereka harus rela melepas zona nyaman mereka untuk menjalankan perintah Tuhan. Aku yakin mereka bisa menjawab "tidak" untuk perintah Tuhan, tetapi mengapa mereka kemudian menyanggupi perintah yang mereka tahu akan membuat mereka tersiksa?
Dua hal yang sangat aku yakini, yaitu pertama bahwa Tuhan tidak asal menunjuk orang untuk menjalankan titahNya. Dia tahu bahwa orang yang Dia tunjuk adalah orang yang akan menyelesaikan tugas yang diberikan kepadanya hingga selesai. Kedua, bahwa si penerima perintah/tugas menyerahkan diri secara total kepada Tuhan. Yakin dan percaya bahwa Tuhan tidak lepas tangan. Tuhan akan ikut campur untuk memampukan mereka menyelesaikan tugas. Lihat saja bagaimana Tuhan menurunkan 10 tulah dan membelah lautan untuk meloloskan bangsa Israel dari cengkraman bangsa Mesir. Bisa dilihat juga dari campur tangan Tuhan menyelamatkan status sosial Maria.
Jadi pada saat kita bertanya-tanya mengapa kita harus menjalani sesuatu yang tidak sesuai dengan keinginan kita, ingatlah bahwa Tuhan selalu ikut serta merancangkan segala sesuatu yang mendatangkan kebaikan bagi kita dan bahwa Dia akan memampukan kita untuk menyelesaikan tugas. Jbu.
1 comments:
So deep and nice...
Post a Comment