Friday, April 23, 2010

Mata gatal? Eit...jangan dikucek!

Mengucek mata.....suatu hal yang umum dilakukan oleh setiap orang pada saat terbangun dari tidur atau mata terasa gatal / lelah karena sesuatu hal. Untuk aku pribadi, mengucek mata adalah kegiatan yang nikmat. Hampir sama dengan menggaruk bagian tubuh yang gatal.....dan aku percaya, aku bukan satu-satunya orang yang merasakan hal itu. Tetapi ternyata mengucek mata adalah berbahaya.

Ternyata mengucek mata bisa melemahkan otot mata.
“Mengucek mata, yoga dengan kepala di bawah, tidur dengan wajah menempel pada bantal atau berenang tanpa mengenakan kacamata renang merupakan berbagai aktivitas yang bisa menyebabkan penekanan mata meningkat,” ujar Professor Charles McMonnies dari UNSW School of Optometry and Vision Science, dalam jurnal yang telah dipublikasikan berjudul Optometry and Vision Science, seperti dikutip dari Science, Senin (10/8/2009).

Saat menyentuh mata, kelopak mata akan mengalami peningkatan tekanan. Cahaya lampu yang terlalu silau lebih sedikit memberikan tekanan dibandingkan dengan mengucek mata dengan keras yang bisa memberikan tekanan 3 sampai 5 kali lebih besar dari tekanan normal. Pada kasus mengucek mata, terjadi efek kombinasi menutup mata dan kekuatan mengucek mata yang bisa meningkatkan tekanan lebih tinggi lagi. Mengucek dengan keras bisa meningkatkan tekanan hingga 10 kali lebih tinggi dibanding tekanan normal!

“Tekanan yang normal akan memberikan konsekuensi yang sedikit, tapi tekanan pada mata yang kuat dalam jangka waktu yang lama dan terjadi secara berulang bisa memberikan kontribusi pada kerusakan mata seperti glaukoma, lebih cepat terkena rabun jauh, conical kornea atau bisa juga menyebabkan kebutaan,” ujar Professor Charles McMonnies.

Menghindari kontak mata dengan bantal atau masker tidur juga bisa membantu mengurangi tekanan sensitif pada mata. Saat mengucek mata juga bisa melemahkan otot levator palpebra yang berfungsi mengangkat kelopak mata, sehingga jika mengucek mata akan membuat mata terlihat lebih kecil atau seperti mata mengantuk.Tekanan mata yang normal terjadi saat menutup mata, berkedip dan saat menarik nafas dalam tidak akan memberikan konsekuensi karena tekanan yang diberikan sangat kecil dan tidak dalam waktu yang lama.

Untuk itu sebaiknya hindarilah beberapa aktivitas seperti berikut:
  • Tidur dengan wajah tertunduk dan kontak dengan bantal, karena dalam bantal tersebut bisa saja terdapat kutu atau debu yang bisa membuat mata iritasi.
  • Mengucek mata, karena bisa membuat mata iritasi, kering dan membuat mata perih.
  • Menunduk bisa meningkatkan tekanan, karena itu sebaiknya jika membaca dalam posisi duduk.
Menyeka air mata adalah kegiatan yang paling baik dengan menghapus dari ujung mata dan meminimalkan kontak dengan kelopak mata. Gunakan obat tetes mata jika terasa gatal dan perih.
Hindari mengucek mata sebisa mungkin!
Jika terasa gatal, gunakan tissu dan usapkan secara lembut guna menghindari kontak yang berlebihan. Langkah paling bijaksana jika mata terasa perih, periksakan ke dokter mata.

Friday, April 16, 2010

RM Bandeng Pak Elan 1

Hari ini aku diminta 3 orang teman kantor untuk menemaninya survey 2 lokasi perumahan di kota Gresik. Kami berangkat ke lokasi sebelum jam makan siang melewati jalur tol.

Setelah beberapa saat memutari 2 lokasi perumahan yang saling berdekatan untuk mengecek fasilitas yang sudah tersedia sekaligus nilai strategis dan mutu bangunan, perut kami sudah tidak bisa diajak kompromi. Jadi, mulailah kami hunting tempat makan yang ada di kota Gresik. Kami menginginkan menu khas daerah, sehingga pilihan yang tersedia adalah nasi krawu atau bandeng olahan. Setelah berunding, akhirnya pilihan jatuh pada Rumah Makan yang terkenal dengan olahan ikan bandengnya, yaitu RM Bandeng Pak Elan.

RM Bandeng Pak Elan 1 terletak di Jalan Veteran 69 Gresik. Lokasi yang sangat strategis karena terletak di jalan arteri kota Gresik. Segera setelah melangkah masuk ke dalam RM Bandeng Pak Elan 1, kami memesan menu 1 ekor bandeng goreng tanpa duri, 2 mangkuk sayur asem, 2 porsi tahu goreng, 10 tusuk sate kerang, serta nasi putih yang disajikan dalam bakul anyaman bambu.

Hmmm...benar-benar nyamleng!
Bandeng digoreng kering dan gurih, hingga bagian kepala bisa dilahap habis...tidak perlu repot memisahkan duri-duri halus yang biasanya menyebabkan sebagian besar orang enggan menyantap ikan bandeng. Tahu gorengnya juga sangat nikmat, begitu juga dengan sate kerang, dan sayur asemnya. Wow! Tidak mengherankan jika RM Bandeng Pak Elan menjadi salah satu ikon terkenal di kota Gresik.

Kota Gresik terkenal juga dengan minuman khas daerahnya, yaitu Legen. Di RM Bandeng Pak Elan, Legen secara unik disajikan dalam bumbung bambu dan diberi sendok kuah yang terbuat dari batok kelapa gading. Sajian minuman khas Legen ini disebut Legen Bumbung. Legen Bumbung bisa diperoleh di RM Bandeng Pak Elan seharga Rp 25.000,-
Di siang seterik hari ini, segar sekali mereguk Legen ^_^

Monday, April 12, 2010

Happy Flying: Paralayang

Jadi seperti inilah sensasi terbang paralayang...menikmati pemandangan horizon seluas-luasnya sambil membiarkan angin menerpa wajah dan bermain dengan setiap helai rambut. Ketegangan karena kegiatan rutinas langsung menguap, digantikan kekaguman akan karya Tuhan di bumi Indonesia.


View dari tempat take off (latar belakang Gunung Salak)


Sebenarnya setiap aku perjalanan menuju kota Malang, beberapa kali aku melihat beberapa orang sedang melambung dengan parasut yang mengembang di atasnya...kelihatannya sangat menyenangkan....terbang melayang menikmati hamparan karpet alam berwarna hijau sambil merasakan sentuhan angin. Aku lalu berjanji dalam hati bahwa suatu hari aku juga akan melakukan hal yang sama. Puji Tuhan, akhirnya niatan itu kesampaian juga. Kesempatan ini datang pada saat aku menjalani seminar di Jakarta. Seminar yang begitu membosankan, untunglah dilanjut dengan kegiatan yang menyenangkan. Begitu menggebunya niatanku untuk terbang paralayang sehingga aku mengajukan diri untuk terbang di awal. Wah, sensasinya luar biasa menegangkan karena aku belum pernah melakukan hal ini sebelumnya. Tapi sudah kepalang tanggung, teruskan! Ketika tiba saatnya bagiku untuk bersiap di posisi take-off, oleh master tandem paralayang, aku dibantu untuk mengenakan piranti wajib (helm, parasut, tali pengaman, dll). Sebelumnya harus sudah dipastikan aku mengenakan sepatu kets karena aku bersama master tandem harus berlari menuju landasan take-off.




Seragam wajib paralayang (helm, parasut, tali pengaman, sepatu kets, dll)


Landasan Take-off


Aku dan Bapak Lilik - master tandemku berdiri saling memunggungi dengan tali yang saling terkait. Sesuai aba-aba dari petugas yang memperhitungkan kecepatan angin, kami kemudian berlari sekuat tenaga menuju landasan take-off. Berat sekali....karena parasut sudah mengembang. Serasa berlari sambil membawa 10 galon air.


Begitu mencapai ujung landasan.....swiiiiiiiingggggggggg.....wow! Luar biasa! Seperti terjun bebas dari atas gedung, tapi kemudian thermal (panas bumi) mendorong parasut naik kembali ke udara. Kemudian kecepatan angin membuatku terbang melayang di ketinggian + 250 mdpl selama hampir 30 menit di udara. Pemandangan hamparan kebun teh di bawah memukauku. Susah dijabarkan dengan kata sensasi yang aku rasakan sewaktu di udara....asyik sekali!


Karena kecepatan angin bervariasi, tidak semua orang bisa terbang dalam durasi yang sama. Terkadang ada yang hanya 5-15 menit saja. Biasanya untuk yang terbang pada siang dan sore hari, durasi di udara akan lebih lama jika dibandingkan dengan yang terbang di pagi hari. Lebih baik jika mengudara di atas pukul 9 pagi, karena biasanya pada saat itu angin sudah berhembus dengan kecepatan yang tepat.


View di bawah kakiku (kebun teh)

Biaya yang dikeluarkan untuk aktifitas ini sebesar Rp 300.000,- (sewa perlengkapan paralayang, fee master tandem dan kru). Biaya tersebut di luar biaya transportasi dari Jakarta menuju Puncak, tips untuk driver, biaya tol, dan biaya masuk lokasi. Biaya ini kami bagi rata ke seluruh peserta, sehingga total biaya yang dikeluarkan adalah Rp 400.000,- TOP BANGET!!!! Jauh lebih asyik dari rafting!


Jadi kecanduan...pengen terbang lagi dan lagi (^_^)Y

Wednesday, April 7, 2010

Puasa Pra-Paskah


Pada masa Paskah tahun ini aku mencoba sesuatu yang belum pernah aku lakukan sebelumnya, yaitu berpuasa selama 40 hari (17 Februari - 2 April 2010) sambil menaikkan doa permohonan khusus.

Sebenarnya bagi umat Katolik (aku mengadopsi sistem puasa umat Katolik) kewajiban berpuasa selama masa pra-Paskah hanyalah pada hari Rabu Abu dan setiap Jumat (ini berdasarkan hasil tanya-tanya pada salah seorang Romo kenalanku). Pada hari-hari itu, tidak diperbolehkan mengkonsumsi daging (atau tidak mengkonsumsi sesuatu yang disukai, semisal untuk perokok menjadi tidak merokok semasa puasa) dan porsi makan dikurangi.

Pada mulanya aku menganggap hal ini akan mudah aku lalui, tapi setelah menjalani masa puasa pra-Paskah baru terasa ternyata menjalani puasa sangat berat. Menahan lapar bukan masalah bagiku, yang menjadi hal terberat bagiku adalah mengontrol emosiku yang sering meledak-ledak dan menghilangkan kebiasaan-kebiasaan burukku.

Karena tidak ada peraturan baku mengenai berpuasa seperti halnya bagi umat Muslim, aku memutuskan untuk makan sekali saja dalam sehari dan itu aku lakukan sebagian besar pada malam hari, hanya beberapa kali aku menggeser jam "berbuka puasaku" ke jam makan siang. Suer, berat sekali rasanya! Apalagi justru pada saat aku menjalankan puasa, banyak kue bertebaran di kantor (entah itu diadakan dalam rangka training, selamatan, atau ulang tahun). Aku bersyukur bisa tahan godaan terhadap macam-macam snack yang menggoda hati....tapi untuk menghindari Teh Botol Sosro...hohohoho mati-matian berjuangnya!

Hal berat lainnya adalah donor darah semasa puasa. Pada saat harus donor darah inilah aku menggeser jam berbuka puasaku ke jam makan siang supaya tekanan darahku tidak rendah dan aku tetap bisa mendonorkan darahku. Puji Tuhan, trik ini berhasil dan aku bisa mendonorkan 250 ml darahku.

Tidak banyak yang tahu aku menjalankan puasa pada masa pra-Paskah, aku sengaja ingin seperti itu karena aku tidak ingin niatanku untuk berpuasa "diperingan" dengan orang-orang di sekitarku sembunyi-sembunyi nyemil.

Sekarang bisa menjalankan program pengumpulan lemak lagi hehehe....maklum hilang 8 kilo. Tahun depan aku ingin menjalani puasa pra-Paskah lagi karena jujur puasa kali ini ada bolongnya ^_^
Semoga di tahun mendatang, aku bisa penuh menjalankan puasa pra-Paskah.

Tuesday, April 6, 2010

K.A.L.U.T.

Pernah mendapat pernyataan cinta dari orang yang tidak terduga?

Aku pernah mengalaminya beberapa kali...dari sahabat dekatku dan dari seorang pria yang sudah berkeluarga, tapi yang paling mengejutkan datangnya dari seorang Romo. Yup, tidak salah baca, kok. Hal itu baru aku alami kemaren. Benar-benar di luar dugaanku dan aku sama sekali tidak mempunyai firasat akan datangnya hal yang mengejutkan sekaligus menakutkan itu.

Pada awalnya aku mengira pernyataan cintanya adalah pernyataan kasih dari seorang hamba Tuhan kepada umat Tuhan. Kasih yang tulus, sehingga aku dengan tenang menyatakan kesenanganku karena telah dikasihi. Tapi pada saat dia menegaskan bahwa dia mengasihiku sebagai seorang laki-laki terhadap seorang perempuan, aku langsung diliputi kekalutan dan rasa bersalah.

Mungkin kondisinya akan jauh berbeda jika yang menyatakan cinta adalah laki-laki biasa atau bahkan seorang Pendeta, tapi ini adalah seorang Romo-seseorang yang sudah menyatakan sumpah setianya kepada Tuhan...menyerahkan seluruh hidupnya untuk melayani Tuhan. Belum pernah aku merasa kalut sekaligus berdosa. Aku merasa sangat bersalah jika keberadaanku menjadi batu sandungan bagi seorang Romo dalam melayani Tuhan. Aku sampai berpikir mungkin ada yang salah dari caraku berkomunikasi atau bertingkah laku. Ya, Tuhan...apa yang telah aku perbuat?

Adalah sangat manusiawi untuk mencintai seseorang secara pribadi, aku tidak bisa menyalahkan dia jika dilihat dari sisi manusiawi...aku bisa mengerti bahwa pasti butuh keberanian khusus dan kejujuran untuk mengemukakan isi hati...tapi dalam kasusku kali ini, hal ini adalah tidak benar!

Tolong aku, Tuhan...beri aku kebijaksanaan sehingga aku bisa melalui ini seturut dengan hikmatMu. Amien.