Friday, May 27, 2011

Foot Note: Lintas Borneo Part 3 (Pasar Terapung Lok Baintan - Banjarmasin)

Arrrgghhh....akhirnya sampai juga di kota 1000 sungai - Banjarmasin! Kataku dalam hati sambil meregangkan tubuhku. Waktu telah menunjukkan pukul 20.00 Wita pada saat aku melintasi gerbang kota Banjarmasin yang megah. Badanku terasa sangat penat karena aktivitas bamboo rafting di Sungai Amandit pagi itu dan setelah itu harus menempuh jalan darat yang lumayan lama dari Loksado menuju Banjarmasin (5 jam perjalanan). Keadaan semakin diperburuk karena mobil Avansa yang kami sewa diisi 6 personil + 1 driver! Maklum kaum budget travelers ^_^


Setelah bersantap malam di Lontong Orari yang terkenal, aku bersama 4 orang temanku meluncur ke hotel yang telah direservasi seminggu sebelumnya. Namun sewaktu kami memasuki lobby, aroma rokok langsung menyeruak dan seorang gadis dengan dandanan menor plus berbaju minim dan ketat tampak menunggu di lobby...yach, bisa diambil kesimpulan sendirilah hotel macam apa itu. Kami kemudian memutuskan untuk mencari alternatif hotel lain yang berada di kawasan itu.


Untunglah kami menemukan Hotel Mira yang berlokasi di Jalan Letjen MT Haryono 41 RT 011 Banjarmasin, telepon (0511) 3363955. Hotel ini terletak tengah kota dan biaya inap yang relatif murah untuk semi backpacker traveler seperti aku, yaitu Rp 205.000/malam (deluxe twin sharing). Selain itu Mira Hotel letaknya berdekatan dengan Pantai Jodoh - dermaga tempat perahu-perahu klotok bersandar. Sebenarnya Pantai Jodoh bukanlah pantai melainkan tepian sungai, dinamai demikian karena pada saat senja hari banyak pasangan muda mudi yang duduk di tepian sungai. Untuk mencapai dermaga, hanya perlu berjalan kaki selama 10 menit melewati masjid terbesar di Banjarmasin di kala subuh.


Tujuan utama ke Banjarmasin tentu saja untuk mengunjungi Pasar Terapung Lok Baintan. Sebenarnya di Banjarmasin terdapat 2 pasar terapung, yaitu: Muara Kuin dan Lok Baintan. Aku sengaja memilih Lok Baintan karena ketradisionalannya yang masih kental, walaupun sebenarnya pasar terapung Muara Kuin lebih dekat.


Pasar Terapung Lok Baintan terletak di Desa Sungai Pinang (Lok Baintan), Kecamatan Sungai Tabuk, Kabupaten Banjar. Pasar ini mulai beroperasi sejak pukul 6 pagi hingga 8 pagi. Perjalanan menuju Lokbaintan dari Banjarmasin dengan perahu klotok memakan waktu kurang lebih 1 jam.



Aku memutuskan untuk berangkat dari penginapan pukul 5 pagi. Walaupun waktu masih subuh, tapi ternyata udara kota Banjarmasin sama sekali tidak sejuk seperti yang aku perkirakan sebelumnya, malah cenderung hangat....mungkin karena letaknya yang dekat garis khatulistiwa.



Menikmati sunrise di atas atap perahu kelotok



Melalui referensi seorang teman milis yang menempuh studi di Banjarmasin, aku menyewa perahu klotok Pak Imus seharga Rp 175.000,- untuk rute Banjarmasin - Lok Baintan PP. Tarif pada umumnya adalah Rp 200.000 - Rp 250.000, namun karena teman milisku sering memakai jasa pak Imus, kami mendapatkan harga khusus. Lumayanlah bisa dipakai untuk menikmati sepiring soto banjar yang terkenal itu. Pak Imus bisa dikontak di nomor 0852-49418171.

Untuk orang yang terbiasa dengan kehidupan masyarakat perkotaan dengan gedung-gedung pencakar langit yang menjulang, pemandangan selama menyusuri sungai sangat memukauku. Kondisi pada saat aku berangkat masih gelap gulita, di tengah perjalanan matahari mulai menyingsing memberi warna kuning kemerahan di langit. Kilaunya sangat cantik terpantul di air sungai. Pemandangan yang sangat sayang untuk tidak diabadikan dengan kamera. Sunrise yang sempurna!

Pemandangan lain yang tak luput dari pandangan adalah sekelompok besar burung terbang kemali ke sarang mereka, langit seperti dipenuhi titik-titik yang berbentuk segitiga dan kebiasaan warga pesisir sungai menjalani aktivitas pagi mereka. Jujur, sampai malu sendiri melihat mereka mandi di atas panggung rumah kayu mereka dengan hanya berbalut kain atau pakaian dalam saja, padahal yang dilihat cuek-cuek saja. Bahkan tak jarang yang melambaikan tangan tanda ucapan selamat datang.


Suasana di Pasar Terapung Lok Baintan




Di Lok Baintan transaksi barter masih sah, lho, tapi seandainya memang tidak ada barang untuk dipertukarkan, bisa juga bertransaksi dengan menggunakan uang.


Mie Merah disajikan dengan Saos Sambal


Kue Getuk


Menikmati sarapan kue tradisional di atas kapal klotok merupakan pengalaman yang mengasyikkan. Semilir angin pagi yang menyejukkan plus ayunan badan perahu karena aliran air merupakan kombinasi yang langka. Sungguh, Indonesia itu unik dan cantik!

0 comments:

Post a Comment