Saturday, November 7, 2009

Kisah Koper

Tidak seperti kebanyakan perempuan yang selalu membawa koper raksasa berisi banyak perkakas pada saat berpergian, aku lebih suka berpergian dengan ransel. Tidak perlu bagasi, tidak perlu ditarik-tarik...just plain simple and compact.

Aku ingat sewaktu bersama beberapa teman berwisata ke Singapura...kami berangkat bertujuh, 5 perempuan dan dua laki-laki. Kami berkumpul di bandara Juanda. Rumahku hanya 15 menit dari bandara, tapi justru aku yang paling lambat datang. Teman-teman kaget melihatku datang hanya dengan membawa ransel. Aku sendiri shock melihat barang bawaan mereka yang seperti pindah rumah...sampai over limit bagasi...isi apa tuh koper yach? Pakaian 1 lemari? Buset bujubuneng! Padahal kami berencana di Singapura hanya selama 4 hari. Benar-benar ga habis pikir.

Pernah sih, aku mencoba pergi dengan membawa koper. Koper yang kupunya berukuran kecil, tapi yang terisi hanya setengahnya. Maklum, memang sudah dari sononya suka yang praktis pada saat berpergian. Supaya kelihatan keren, iseng-iseng aku coba menitipkan koperku di bagasi pesawat.

Begitu turun dari pesawat, berjalanlah aku untuk mengambil koperku. Aku lihat wajah-wajah orang yang sepesawat denganku sudah mulai mengambil koper mereka masing-masing.
Kok, koperku belum nongol-nongol yach?
Jumlah koper yang berputar di reel sudah semakin sedikit. Aku mulai bete...apa koperku hilang? Great....baru sekali bawa koper, hilang pula.
Teman-teman seperjalananku mulai mendekatiku dan menanyakan keberadaan koperku. Aku mulai melirik ke counter "Lost and Found", tapi masih coba bersabar menanti munculnya koperku.

Sudah 30 menit menanti. Hanya ada 4 barang yang melintas di reel: 1 dos mie instan yang diikat dengan tali rafia, 2 koper warna hitam, dan 1 koper penyok warna biru donker. Apa tidak ada koper lain yang akan dikeluarkan dari bagasi?
Koperku benernya warna apa sih? Aku hanya ingat warna gembok yang kupasang di koper.
Andai aku bawa ransel saja tadi, pikirku.
"Coba cek labelmu," kata teman seperjalananku.
Oh iya, kenapa ga kepikiran dari tadi ya?
Segera aku memeriksa labelku dan mencocokkan dengan koper-koper yang melintas di depanku.
Ooohhh ternyata koperku yang penyok itu.
Dasar katrok!
Koper sendiri ga tau...lain kali pake ransel saja lagi atau beli koper yang warnyanya norak, biar mudah dikenali, janjiku dalam hati.

2 comments:

Nit2x said...

Petualang sejati neh...... Cool... Nantikan petualangan kita selanjutnya..... :D

Dian Lentera said...

hehehehe sip!!!
Malaysia sudah menanti kita :D
Tunggu tanggal mainnya

Post a Comment