Segera setelah sarapan, aku bersama teman seperjalananku kembali berkemas untuk bersiap-siap kembali ke kota pahlawan. Sebenarnya jadwal penerbanganku masih di kesorean harinya, namun karena di headline surat kabar lokal diinformasikan bahwa pada hari itu dan keesokan harinya akan terjadi demo mahasiswa secara besar-besaran, maka aku bersama teman seperjalananku sepakat untuk menghindari pusat kota Makassar. Sudah menjadi rahasia umum bahwa mahasiswa Makassar sangat aspiratif dalam mengaplikasikan demokrasi.
Jadilah kami mengunjungi Fort Rotterdam yang terletak di dekat Pantai Losari. Seijin penjaga loket, kami menitipkan barang bawaan kami di sana sehingga kami bisa puas mengililingi Fort Rotterdam yang luas itu. Setelah puas berkeliling dan narsis, kami melangkahkan kaki memasuki salah satu tempat hang out terkenal di Makassar: Kampoeng Popsa. Suer, dari luar aku mengira food court ini adalah sebuah bengkel!
Telah jelang tengah hari kala aku meninggalkan Kampoeng Popsa. Matahari bersinar sangat terik menusuk kulit dan menyilaukan mata. Demonstrasi mahasiswa telah dimulai. Untunglah kami sudah di bagian pinggiran kota, tinggal mencari jalan alternatif menuju bandara.
Sejenak kami singgah di KFC untuk makan siang sambil mengumpulkan informasi jalur-jalur alternatif. Untunglah aku sudah sedikit hafal jalan-jalan utama kota Makassar sehingga tidak terlalu sulit untuk mengerti keterangan yang diberikan oleh orang-orang yang kutanyai. Berdasarkan informasi yang aku peroleh setelah bertanya kepada beberapa orang, jalur alternatif yang paling aman menuju bandara adalah melalui Pelabuhan Paotere. Namun akhirnya aku bersama teman seperjalananku memutuskan untuk menaiki bus Damri Bandara dari Jalan Ribura'ne.
Penjaga loket mengatakan bahwa bis tidak akan menempuh jalur rutin karena adanya demonstrasi mahasiswa, jadi bus akan menyisir pantai dan langsung masuk tol menuju bandara. Oh, baguslah pikirku, berarti sesuai arahan beberapa orang yang aku tanyai tadi. Perjalanan menuju tol bandara sangat lancar, hatiku riang gembira karena dapat menghindari demonstrasi mahasiswa. Namun kegembiraanku ternyata berumur pendek. Tol menuju bandara macet total! Bus yang aku naiki sama sekali tidak bisa berkutik. Rupanya demonstrasi melebar sampai ke tempat ini dan masih diperparah dengan adanya truk yang asnya patah. Hasilnya: terjebak selama berjam-jam di jalan tol!
Arrghhh menyebalkan sekali....terlebih karena aku tiba di bandara pada saat pesawat yang akan aku tumpangi sudah boarding. Jadilah akhirnya aku ketinggalan pesawat tanpa adanya kompensasi dari pihak maskapai penerbangan. Buntutnya aku harus membeli tiket baru dan menginap 1 malam lagi di Makassar.
Tips traveling kala terjadi demonstrasi:
- Kumpulkan sebanyak mungkin informasi mengenai titik-titik terjadinya demonstrasi dan jalur-jalur alternatif menuju tempat tujuan.
- Penguasaan area, walaupun minim akan sangat membantu.
- Memiliki kenalan orang lokal, apalagi yang bersedia mengantar ke tempat tujuan akan jauh lebih baik.
- Berangkatlah berjam-jam lebih awal, terutama jika harus mengejar sesuatu yang telah terjadwal (pesawat, kereta api, kapal, dll).
0 comments:
Post a Comment