Monday, April 9, 2012

Foot Note: Tips Memilih Teman Jalan-Jalan

Sudah bukan rahasia lagi ada macam-macam teman di dalam kehidupan seseorang. Ada teman yang tepat untuk dibuat curhat karena bisa menyimpan rahasia dan tidak menggurui. Ada pula teman yang asyik untuk diajak bekerja sama karena bisa mendukung ide dan menyenangkan diajak tukar pikiran. Ada juga teman yang asyik untuk diajak jalan-jalan.



Nah, aku ingin berbagi tips memilih teman jalan yang asyik berdasarkan pengalamanku sebagai berikut:

Pilih teman yang sejiwa

Ini penting karena traveling bersama berarti menghabiskan beberapa hari bersama dengan orang yang sama. Traveling bisa menjadi tidak menyenangkan jika teman seperjalanan tidak memiliki ketertarikan yang sama dengan kita.

Aku tipe orang yang senang dengan jalan-jalan ke tempat-tempat natural, bersejarah, berbudaya, atau tempat yang cocok untuk berolah raga yang berhubungan dengan alam. Aku tidak begitu tertarik dengan kegiatan shopping dan clubbing. Jadi aku akan memilih teman seperjalanan yang memiliki ketertarikan yang sama denganku, bukan yang akan mengajakku pergi shopping di Singapura atau Hong Kong.

Aku termasuk juga orang yang gemar berbackpacker karena selain ekonomis, gaya traveling macam ini membuatku lebih mengenal suatu daerah dan budaya masyarakatnya secara langsung, naik transportasi khas suatu daerah, mecicipi menu special suatu daerah....aku suka kegiatan seperti itu. Aku senang bisa berinteraksi langsung dengan masyarakat asli. Aku senang mencari tahu mengenai suatu daerah yang aku kunjungi dengan caraku daripada menggunakan jasa guide. Berbeda dengan gaya traveling berkoper yang memang membeli kenyamanan dan fasilitas. Aku bisa jadi merasa tidak nyaman berpergian dengan yang enjoy dengan gaya traveling berkoper.

Atau contoh lain, aku yang menyukai olah raga ekstrem, tentunya aku akan mencari teman yang memiliki ketertarikan yang sama. Ga mungkin dong aku mengajak temanku yang takut ketinggian untuk bungee jumping.

Pilih teman yang enak diajak ngobrol

Nah ini juga penting karena pastilah tidak nyaman bepergian dengan seseorang yang cenderung pendiam atau hanya menjawab pendek-pendek. Tapi pasti ga enak juga punya teman seperjalanan yang cerewet tanpa peduli waktu, bisa-bisa kurang istirahat hanya untuk mendengarkan ceritanya.

Traveling adalah untuk bersenang-senang dan santai, jika salah memilih teman seperjalanan, bisa sangat tidak nyaman. Apalagi jika bepergian dengan durasi yang cukup panjang, bisa-bisa bukannya happy tapi bete.

Fleksibel

Bagian yang menyenangkan dari sebuah perjalanan adalah improvisasi, melakukan sesuatu berdasarkan mood atau hanya karena ingin bersenang-senang. Jadi, cari teman perjalanan yang fleksibel. Siapa pun yang terlalu kaku mengikuti jadwal atau melakukan segala sesuatu dengan cara tertentu, mungkin bisa membuat saraf Anda tegang selama perjalanan (kecuali jika Anda juga seperti dia).

Pilih teman yang selevel

Maksudnya selevel di sini adalah memiliki kemampuan finansial yang tidak terlalu berbeda atau seandainyapun memiliki tingkat finansial lebih baik, dia bersedia menyesuaikan. Jika teman seperjalanan berasal dari kalangan jetset dan cenderung borju, sedangkan Anda sendiri tidak demikian, maka akan susah bagi Anda untuk menyesuaikan. Bisa-bisa malah over budget.

Pernah aku traveling dengan orang yang secara finansial mapan, namun karena dia memiliki ketertarikan yang sama denganku, dia justru senang diajak makan di tempat-tempat makan tradisional, mencicipi menu tradisional bukan di tempat-tempat mewah.

Pilih teman yang sadar kondisi

Aku pernah jalan ke salah satu negara tetangga. Berdasarkan informasi yang aku kumpulkan, di tempat itu sangat terik dan transportasi umum tersedia secara berkala yang cukup lama. Jadi sangat disarankan untuk membawa topi dan mengenakan baju yang nyaman. Tentu saja aku menginformasikan hal itu pada teman seperjalananku. Tak dinyana teman seperjalananku malah tidak membawa topi, mengenakan high heel dan kaus ketat tanpa lengan. Akhirnya sudah bisa ditebak, dia merasa tidak nyaman dan sering mengeluh selama seperjalanan. Mendengar keluhan-keluhannya sungguh merusak moodku.

0 comments:

Post a Comment