Sunday, August 28, 2011
Kacamata VS Lensa Kontak
Friday, August 26, 2011
TENANGLAH JIWAKU
Tidak dipungkiri pergolakan, permasalahan, cobaan yang terjadi akhir-akhir ini membuatku merasa gelisah. Mengapa Tuhan tidak menjawab doa-doaku? Mengapa Tuhan seakan lepas tangan dan berdiam diri melihat aku seperti ini?
Tak ayal memang pada saat masalah menghimpit dan seakan Tuhan tidak campur tangan, hati menjadi gelisah dan pikiran berputar begitu keras untuk mencari jalan keluar dari permasalahan yang ada.
Tapi sebenarnya Tuhan tidak pernah lepas tangan. Segala permasalahan atau cobaan diijinkan untuk:
- Membuat kita semakin bersandar padaNya.
- Menyatakan kebesaranNya sekaligus untuk menyadarkan manusia bahwa tanpa Tuhan, manusia bukan apa-apa. Tidak patut manusia menyombongkan diri atas kemampuan otak, kemampuan finansial, dll.
- Membentuk karakter kita agar menjadi semakin indah di mata Tuhan.
Tuesday, August 16, 2011
Maaf, Tuhan....Aku Sudah Kecewa
Aku merasa Tuhan menghalangi aku untuk mencapai tujuan yang aku anggap baik. Aku merasa dianaktirikan.
Tapi benarkah demikian?
Ternyata tidak!
Tuhan merancangkan sesuatu yang lebih baik bagiku. Ternyata rancanganku tidak sempurna, jauh jika dibandingkan dengan rancangan Tuhan yang penuh perhitungan dan mempertimbangkan segala aspek.
Sungguh bodoh merasa mampu mengatasi hikmat Tuhan dan mendikte Tuhan untuk bekerja sesuai dengan versi hikmatku! Tidak ada makhluk ciptaan yang lebih pintar daripada penciptanya. Demikian juga aku. Hikmat, akal, akhlakku tidak akan mampu melampaui hikmat Tuhan yang tiada terbatas ruang dan waktu.
Jadi jalan terbaik adalah memohon hikmat Tuhan untuk mengerti akam kehendakNya dan dengan tulus menjalankan hidup agar genap rancanganNya di dalam aku. Agar orang lain juga dapat melihat buah kerja Tuhan di dalam aku dan memuliakan Bapa di Sorga. Karena itu, ya, Bapa, mampukanlah aku yang serba terbatas ini untuk mengikuti rancanganMu yang luar biasa dan ampunilah karena aku sudah kecewa.
Thursday, August 11, 2011
Foot Note: Wisata di Surabaya
Terlepas dari segala polemik yang terjadi di dalam kepengurusannya dan nasib hewan yang berada di dalamnya (kelaparan dan hilangnya beberapa koleksi satwa), Kebun Binatang Surabaya merupakan salah satu ikon menarik untuk tamasya keluarga.
Didirikan berdasar SK Gubernur Jenderal Belanda tanggal 31 Agustus 1916 No. 40, dengan nama “Soerabaiasche Planten-en Dierentuin” (Kebun Botani dan Binatang Surabaya) atas jasa seorang jurnalis bernama H.F.K. Kommer yang memiliki hobi mengumpulkan binatang. Dari segi finansial H.F.K Kommer mendapat bantuan dari beberapa orang yang mempunyai modal cukup.
Pada tanggal 11 Mei 1923, rapat anggota di Simpang Restaurant memutuskan untuk mendirikan Perkumpulan Kebun Binatang yang baru, dan ditunjuk W.A. Hompes untuk tinggal didalam kebun dan mengurus segala aktivitas kebun (pimpinan). Bantuan yang besar untuk kelangsungan hidup pada waktu tahun 1927 adalah dari Walikota DIJKERMAN dan anggota dewan A.Van Genrep dapat membujuk DPR Kota Surabaya untuk meraih perhatian terhadap KBS, dengan SK DPR tanggal 3 Juli 1927 dibelilah tanah yang seluas 32.000 m3 sumbangan dari Maskapai Kereta Api (OJS). Tahun 1939 sampai sekarang luas KBS meningkat menjadi 15 hektar dan pada tahun 1940 selesailah pembuatan taman yang luasnya 85.000 m2.
Konon, Kebun Binatang Surabaya / KBS adalah kebun binatang tertua di Asia. Pada 1970 KBS menyandang gelar sebagai kebun binatang dengan koleksi satwa terlengkap se-Asia Tenggara. KBS juga pernah menyandang gelar sebagai kebun binatang terluas dan paling terkenal se-Asia Tenggara.
Ini adalah salah satu museum unik yang ada di Surabaya. Jika umumnya museum berbentuk bangunan beratap, maka sesuai namanya Monumen Kapal Selam memakai bangkai kapal selam RI Pasopati 401 sebagai bangunan utamanya.
Monumen Kapal Selam atau yang biasa disingkat Monkasel terletak di Jalan Pemuda, persis di tepi sungai Brantas dan di samping Surabaya Plaza. Dengan harga tiket yang hanya Rp 5.000/orang (anak berusia di bawah 3 tahun gratis), pengunjung diajak melihat dan mengalami langsung kehidupan di dalam kapal selam. Terdapat juga cinematografi kapal selam Indonesia.
Di sisi kanan Monkasel terdapat tempat duduk berpayung plus cafe untuk menikmati suasana santai di tepian Sungai Brantas.
Masjid Cheng Ho
Pertama kali aku menjejakkan kaki di masjid ini adalah 2 tahun yang lalu. Saat itu aku berada di lantai 5 gedung RS Adi Husada Undaan Wetan. Saat aku melongok keluar jendela, aku melihat bentuk bangunan yang unik. Rasa penasarankupun timbul sehingga aku kemudian memutuskan untuk berjalan menuju bangunan itu melalui pintu belakang rumah sakit.
Ternyata bangunan itu adalah sebuah masjid....Masjid Cheng Ho. Aku benar-benar kagum arsitektur bangunannya yang unik. Masjid ini didominasi warna merah, hijau, dan kuning. Ornamennya kental nuansa Tiongkok lama. Pintu masuknya menyerupai bentuk pagoda, terdapat juga relief naga dan patung singa dari lilin dengan lafaz Allah dalam huruf Arab di puncak pagoda. Di sisi kiri bangunan terdapat sebuah beduk sebagai pelengkap bangunan masjid.
Masjid Cheng Ho atau Masjid Muhammad Cheng Hoo Surabaya ialah bangunan masjid yang menyerupai kelenteng (rumah ibadah umat Tri Dharma). Gedung ini terletak di areal komplek gedung serba guna PITI (Pembina Imam Tauhid Islam) Jawa Timur Jalan Gading No.2 (Belakang Taman Makam Pahlawan Kusuma Bangsa) Surabaya. Dibangun untuk mengenang perjuangan dan dakwah Laksamana Cheng Hoo dan diresmikan pada 13 Oktober 2002.
Arsitektur Masjid Cheng Ho diilhami Masjid Niu Jie di Beijing yang dibangun pada tahun 996 Masehi. Gaya Niu Jie tampak pada bagian puncak, atau atap utama, dan mahkota masjid. Selebihnya, hasil perpaduan arsitektur Timur Tengah dan budaya lokal Jawa.
Masjid Muhammad Cheng Hoo ini mampu menampung sekitar 200 jama'ah. Masjid Muhammad Cheng Hoo berdiri diatas tanah seluas 21 x 11 meter persegi dengan luas bangunan utama 11 x 9 meter persegi. Masjid Muhammad Cheng Hoo juga memiliki delapan sisi dibagian atas bangunan utama. Ketiga ukuran atau angka itu ada maksudnya. Maknanya adalah angka 11 untuk ukuran Ka'bah saat baru dibangun, angka 9 melambangkan Wali Songo dan angka 8 melambangkan Pat Kwa (keberuntungan/ kejayaan dalam bahasa Tionghoa).
Tugu Pahlawan
Jujur hingga saat ini aku belum pernah menginjakkan kaki di Tugu Pahlawan, jadi belum bisa bercerita banyak soal monumen yang menjadi bukti sejarah perjuangan arek-arek Suroboyo hehehe
House of Sampoerna
Kompleks bangunan megah bergaya kolonial Belanda ini dibangun pada 1862. Awalnya didirikan sebagai panti asuhan putra yang dikelola oleh pemerintah Belanda, lalu dibeli pada 1932 oleh Liem Seeng Tee, pendiri Sampoerna. House of Sampoerna terbagi menjadi 3 bagian: bagian utama di tengah (rumah besar) yang digunakan sebagai museum dan pabrik dan 2 bangunan di kiri dan kanannya yang digunakan sebagai cafe dan gallery.
Di Museum pengunjung disuguhi historikal keluarga pendiri Sampoerna sampai melihat dari dekat fasilitas produksi rokok linting tangan dan berakhir dengan pengalaman tak terlupakan melinting rokok kretek dengan menggunakan alat tradisional.
Oh ya, House of Sampoerna juga menyediakan 1 unit Heritage Shuttle Bus yang dioperasikan secara gratis. Ada 2 rute pilihan, yaitu rute panjang (Jumat - Minggu, sekitar 2 jam perjalanan) dan rute pendek (Selasa - Kamis, sekitar sejam perjalanan). Untuk bisa berkeliling kota Surabaya sambil menyaksikan bangunan-bangunan tua bersejarah, silahkan memesan tiket di: 031-3539000 ext 41142.
Masjid Sunan AmpelMasjid yang merupakan salah satu obyek wisata religi di Surabaya ini dibangun oleh salah satu Wali Songo, yaitu Sunan Ampel pada tahun 1421 (makam Sunan Ampel terdapat di dalam komplek masjid ini). Masjid ini terletak berdekatan dengan Kampung Arab, sehingga tidak mengherankan jika di sekitar masjid banyak dijumpai penduduk keturunan Arab yang bermata pencaharian sebagai pedagang pernak-pernik religi maupun buah kurma.
Di masa jelang bulan puasa maupun Lebaran, Masjid Ampel ramai dikunjungi oleh para wisatawan maupun para peziarah dari Surabaya maupun luar Surabaya.
Jembatan Suramadu
Jika foto dapat menipu, maka ungkapan ini sangat tepat untuk Pantai Kenjeran. Mohon maaf sebelumnya...walaupun ini adalah tempat wisata yang dibanggakan, bahkan merupakan tempat wisata bagiku sekeluarga sewaktu aku masih kanak-kanak....tapi aku tidak merekomendasikan Pantai Kenjeran kepada teman maupun sanak keluarga yang berkunjung ke Surabaya. Aku malu dengan tingkat polusi sampah dan ketidakterawatan Pantai Kenjeran. Sangat jauh jika harus dibandingkan dengan pengelolaan Pantai Ancol-Jakarta atau Pantai Losari-Makassar.
Setiap pertengahan September, Kya-Kya Kenjeran menjadi ajang Festival Bulan Purnama. Dalam festival yang berlangsung selama sebulan ini, Kya-Kya Kenjeran tampil semarak dengan ribuan lampion. Tahun ini, Festival Bulan Purnama sepertinya akan lebih meriah menyusul dibangunnya Kya-Kya baru di sisi timur pantai.
Belakangan didirikan pula tempat ibadah umat Tri Dharma (Buddha, Kong Fu Tsu, dan Tao) yang megah. Letaknya di dalam kompleks Pantai Ria Kenjeran. Yang mencolok dari bangunan ini adalah patung Dewi Kwan Im Pou Sat setinggi 20 meter beserta pendampingnya: dua anak kecil dan dua pasang dewa. Di bawahnya, meliuk sepasang naga raksasa memperebutkan sebuah bola mustika.
Selain patung Dewi Kwan Im, ada pula patung Buddha atau Dewa Empat Muka (Four Faced Buddha Monument) setinggi sembilan meter (36 meter termasuk kubahnya). Monumen yang diresmikan pada 9 Nopember 2004 ini masuk Museum Rekor Indonesia (MURI) sebagai patung Buddha terbesar dan tertinggi di Indonesia. Bangunan ini menempati lahan seluas 225 meter persegi diapit empat ekor gajah putih di empat penjuru mata angin.
Kenjeran Park juga menyediakan fasilitas futsal indoor dengan kapasitas lebih dari dua lapangan. Bagi yang suka perang-perangan, tersedia wahana blast. Hanya dengan membayar Rp 30 ribu, Anda bisa berperan sebagai pasukan counter terorist. Masih di objek ini, tersedia arena bagi Anda yang gemar kebut-kebutan.
Friday, August 5, 2011
Tangan Cicak
Itu gelar yang aku sandang. Sekilas tidak tampak perbedaan apapun pada kedua tanganku, sama-sama memiliki 5 jari di setiap tangannya. Namun jika benar-benar diperhatikan, maka tangan kiriku lebih pendek dibanding tangan kananku dan jari-jari pada tangan kiriku lebih pendek seruas jika dibandingkan dengan jari-jari pada tangan kananku. Bentuknya yang mungil dan lucu itulah yang membuatku menyandang gelar tangan cicak.
Bobotku sewaktu dilahirkan hampir mencapai 4 Kg. Cukup jumbo untuk dilahirkan secara normal. Ceritanya nih, waktu prosesi dilahirkan bagaikan sumbat botol aku hanya keluar sebatas bahu saja. Sehingga untuk mengeluarkan aku, para suster harus menarikku keluar. Mungkin sewaktu proses penarikan itulah ada urat lengan kiriku yang terjepit sehingga pertumbuhannya lebih lambat jika dibandingkan dengan pertumbuhan tangan kananku yang normal.
Gelar tangan cicak membuatku minder untuk bersosialisasi. Aku malu selalu menjadi bahan ejekan atau gurauan di keluarga maupun teman-teman sekolah. Rasanya ingin ditelan bumi saja. Sempat protes ke Tuhan kenapa aku diciptakan cacat seperti ini. Aku tidak melihat bahwa masih banyak yang memiliki kondisi tubuh jauh lebih buruk dari aku. Aku begitu terfokus dengan kecacatanku. Aku tidak melihat karunia lain yang Tuhan berikan kepadaku.
Tapi itu dulu....sekarang aku justru bersyukur dengan ukuran jemari tangan kiriku yang lebih mungil. Aku mampu membuat prakarya secara mendetail walaupun ukurannya mini, aku mampu mengambil benda-benda yang terjatuh di tempat yang sempit, dll. Yang lebih membuatku bersyukur lebih lagi adalah anak-anakku lebih suka menggandeng tangan kiriku karena ukurannya pas dengan ukuran tangan mereka ^_^
Memang ciptaan Tuhan tidak ada yang buruk...apa yang disangkakan buruk pada awalnya, ternyata dirancangkan baik adanya oleh Tuhan. Kuncinya adalah mengucapkan syukur dan kesediaan diri untuk dipakai Tuhan dalam berkarya.
Perintah Yang Tidak Diinginkan
Aku mengambil 3 contoh tokoh dalam Alkitab yang menerima perintah yang tidak menyenangkan. Pertama adalah Musa yang nota bene adalah seorang pangeran Mesir, ditunjuk Tuhan untuk membawa Bangsa Israel keluar dari Mesir. Kedua adalah perawan Maria yang ditunjuk Tuhan untuk mengandung Yesus. Ketiga adalah Tuhan Yesus sendiri yang harus disalib untuk menebus dosa seluruh umat manusia.
Bisa dibayangkan betapa tidak menyenangkannya perintah yang harus mereka jalani.
- Musa harus meninggalkan kehidupan mewahnya di istana di mana ia selalu dilayani, bergelimang harta benda dan kekuasaan, tiba-tiba harus memimpin ribuan orang Israel yang bawel untuk keluar dari Mesir tanpa fasilitas apapun. Musa sempat berujar mengapa bukan Harun - kakaknya yang ditunjuk untuk menjalankan itu semua.
- Maria yang saat itu telah bertunangan dengan Yusuf, harus mengandung di luar nikah. Memang keren boleh diijinkan mengandung keIlahian, tapi konsekuensi yang ditanggung juga sangat besar. Jika di zaman sekarang hamil di luar nikah dianggap aib, apalagi di zaman Maria. Pelaku perzinahan harus siap untuk dirajam batu hingga mati. Kalaupun semisal hal itu tidak terjadi, Maria pasti menjadi bahan gosip dan terlebih dari itu, putus hubungan dengan tunangannya.
- Lalu Yesus, menanggalkan keilahiannya untuk menjadi sama dengan manusia. Merasakan lapar, haus, ditolak, dihina, dan mati disalibkan oleh mahluk ciptaanNya sendiri. Pada malam sebelum Ia disalib, Yesus sempat berujar kepada Bapa di Surga: biarlah cawan ini lalu daripadaKu.
Pergumulan yang sama sekali tidak ringan. Mereka harus rela melepas zona nyaman mereka untuk menjalankan perintah Tuhan. Aku yakin mereka bisa menjawab "tidak" untuk perintah Tuhan, tetapi mengapa mereka kemudian menyanggupi perintah yang mereka tahu akan membuat mereka tersiksa?
Dua hal yang sangat aku yakini, yaitu pertama bahwa Tuhan tidak asal menunjuk orang untuk menjalankan titahNya. Dia tahu bahwa orang yang Dia tunjuk adalah orang yang akan menyelesaikan tugas yang diberikan kepadanya hingga selesai. Kedua, bahwa si penerima perintah/tugas menyerahkan diri secara total kepada Tuhan. Yakin dan percaya bahwa Tuhan tidak lepas tangan. Tuhan akan ikut campur untuk memampukan mereka menyelesaikan tugas. Lihat saja bagaimana Tuhan menurunkan 10 tulah dan membelah lautan untuk meloloskan bangsa Israel dari cengkraman bangsa Mesir. Bisa dilihat juga dari campur tangan Tuhan menyelamatkan status sosial Maria.
Jadi pada saat kita bertanya-tanya mengapa kita harus menjalani sesuatu yang tidak sesuai dengan keinginan kita, ingatlah bahwa Tuhan selalu ikut serta merancangkan segala sesuatu yang mendatangkan kebaikan bagi kita dan bahwa Dia akan memampukan kita untuk menyelesaikan tugas. Jbu.