Friday, March 18, 2011

Puasa Pra-Paskah (2)

Ini adalah tahun kedua aku menjalani puasa Pra-Paskah. Puasa Pra-Paskah tahun ini dimulai sejak 9 Maret sampai dengan 23 April 2011. Sekali lagi aku memilih puasa (1x makan kenyang dalam sehari selama 40 hari).

Tujuan puasa Pra-Paskah adalah menjalani masa tobat dengan berbagai keutamaan hidup beriman dan tidak mudah mengikuti atau terpengaruh suasana di luar suasana gerejawi. Puasa juga bisa sebagai wujud ucapan syukur. Tapi kali ini, aku membawa doa pribadi dalam masa puasa.

Memang tidak ada peraturan baku mengenai puasa Pra-Paskah bagi umat Kristiani atau Katolik. Ada yang bilang mengurangi porsi makan, ada yang bilang boleh minum namun makan hanya sekali sehari, dsb. Bagi umat Katolik, puasa yang diwajibkan adalah puasa Rabu Abu dan Jumat Suci, sedangkan hari-hari lainnya menjalankan pantang (jenis pantang yang dipilih adalah hal yang paling disukai, misalnya: rokok, daging, dsb). Puasa diwajibkan bagi umat yang telah berusia 18 tahun ke atas, sedangkan pantang diwajibkan bagi umat yang berusia 14 tahun ke atas.

Aku pribadi lebih memilih 1x makan kenyang dalam sehari dan tidak makan ataupun minum sebelum waktu buka puasa (biasanya pukul 18.00). Hal yang berat untuk dilakukan karena sekarang aku lebih mobile dan banyak aktivitas yang harus aku lakukan, baik di rumah maupun di tempat bekerja. Tekanan dari luar dan dalam begitu luar biasa; baik itu godaan lahiriah, maupun godaan yang bersifat batiniah. Untunglah, hingga hari ke-10 ini aku masih dikaruniai kekuatan dan kesehatan. Aku percaya Tuhan yang memampukan aku untuk menjalani masa puasa Pra-Paskah hingga 22 April 2011 mendatang.

Hanya beberapa orang yang tahu aku sedang berpuasa (keluarga dan teman dekat). Aku lebih suka seperti itu, aku tidak ingin berpuasa namun dijauhkan atau dihindarkan dari godaan. Jika begitu adanya, untuk apa berpuasa? Bagaimana kita bisa tahu kita sudah tahan uji jika tiada kemenangan melawan pencobaan? Adalah jauh lebih baik bertahan melawan godaan daripada menghindari godaan....sekali lagi itu menurutku pribadi. Lebih baik Tuhan saja yang menilai niat hatiku dalam menjalankan masa puasa Pra-Paskah.

0 comments:

Post a Comment