Memang di Kristen ataupun Katolik puasa bukanlah ritual keagamaan yang harus atau wajib dilakukan lagi karena bagi umat sudah DIDAMAIKAN oleh darah Yesus dan sudah mendapat pemulihan dari Allah.
Puasa yang dahulunya menjadi alat pendamaian sudah digantikan oleh Yesus sendiri. Jadi dengan demikian tidak puasa bagi umat perjanjian baru tidaklah menjadikan kita berdosa. Namun dalam kesempatan khotbah di bukit, Yesus menyinggung soal puasa dan menempatkannya sejajar dengan hal memberi sedekah dan hal berdoa.
"Dan apabila kamu berdoa, janganlah berdoa seperti orang munafik. Mereka suka mengucapkan doanya dengan berdiri dalam rumah-rumah ibadat dan pada tikungan-tikungan jalan raya, supaya mereka dilihat orang. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya mereka sudah mendapat upahnya. Tetapi jika engkau berdoa, masuklah ke dalam kamarmu, tutuplah pintu dan berdoalah kepada Bapamu yang ada di tempat tersembunyi. Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu” (Matius 6:5-6)
"Dan apabila kamu berpuasa, janganlah muram mukamu seperti orang munafik. Mereka mengubah air mukanya, supaya orang melihat bahwa mereka sedang berpuasa. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya mereka sudah mendapat upahnya. Tetapi apabila engkau berpuasa, minyakilah kepalamu dan cucilah mukamu, supaya jangan dilihat oleh orang bahwa engkau sedang berpuasa, melainkan hanya oleh Bapamu yang ada di tempat tersembunyi. Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu."
(Matius 6:16-18)
Di dalam Matius 6 kita melihat bahwa hal berpuasa, doa dan memberi sedekah bukanlah kewajiban atau ritual keagamaan yang wajib atau harus dilakukan karena Yesus menyadari bahwa puasa, doa, dan memberi sedekah TIDAK AKAN MENYELAMATKAN umat manusia, tetapi yang menyelamatkan adalah PERCAYA KEPADA YESUS. Hal ini yang dilakukan penyamun yang disalibkan di sisi kanan Yesus. Ia diselamatkan bukan karena melakukan sedekah dan berdoa bahkan berpuasa, ia diselamatkan hanya karena mengaku percaya kepada Yesus (Luk 23:43).
Tetapi hal itu bukan berarti Yesus meniadakan atau menghapuskan puasa, doa, dan memberi sedekah. Hal-hal ini tetap ada sebagai bagian dari kasih karunia Allah kepada umat yang percaya, bahwa apabila umat percaya melakukan puasa maka Allah akan membalasnya, sama halnya dengan ketika umat berdoa dan memberi sedekah maka Allah akan membalasnya! Oleh karena itu kalau doa itu perlu, kalau memberi sedekah itu perlu, maka sudah barang tentu puasa juga perlu!
Dengan demikian Yesus meletakkan dasar yang hakiki dari perilaku kehidupan umat Perjanjian Baru yaitu: MEMBERI SEDEKAH, BERDOA, dan PUASA dengan tujuan untuk kemuliaan Allah, bukan untuk memohon pengampunan dosa atau pendamaian (PL). Ketiga hal di atas tidak bisa dipisahkan dan menjadi kesatuan utuh. Seperti kutipan kitab Yesaya, Matius, dan Kisah Para Rasul di bawah ini:
“Bukan! Berpuasa yang Kukehendaki, ialah supaya engkau membuka belenggu-belenggu kelaliman, dan melepaskan tali-tali kuk, supaya engkau memerdekakan orang yang teraniaya dan mematahkan setiap kuk, supaya engkau memecah-mecah rotimu bagi orang yang lapar dan membawa ke rumahmu orang miskin yang tak punya rumah, dan apabila engkau melihat orang telanjang, supaya engkau memberi dia pakaian dan tidak menyembunyikan diri terhadap saudaramu sendiri!”(Yesaya 58:6-7)
“Jenis ini tidak dapat diusir kecuali dengan berdoa dan berpuasa." (Matius 17:21)
“Di tiap-tiap jemaat rasul-rasul itu menetapkan penatua-penatua bagi jemaat itu dan setelah berdoa dan berpuasa, mereka menyerahkan penatua-penatua itu kepada Tuhan, yang adalah sumber kepercayaan mereka.” (Kisah Para Rasul 14:23)
Dengan bersedekah kita menunjukan kasih kita terhadap sesama yang merupakan perintah Yesus (Mat 22:39). Dengan berdoa menunjukan iman kita kepada Allah (Ibr 6:11). Dengan berpuasa menunjukan pengharapan kita kepada Allah untuk menerima janji-janji Allah.
Dari kutipan beberapa ayat di atas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud puasa di dalam Perjanjian Baru adalah: “Sarana orang percaya merendahkan diri, MEMULIAKAN ALLAH, dan mencari PERKENANAN ALLAH (bukan pendamaian lagi) melalui SIKAP HATI (Batin) YANG BENAR (tidak munafik).” Dan apabila Allah berkenan maka Ia akan memberikan Upahnya kepada anak-anaknya”
Manfaat Puasa
Jika puasa dilakukan dengan benar ada banyak manfaatnya. Seperti halnya anda memberi sedekah dan berdoa maka apabila anda berpuasa dengan benar maka akan menerima upahnya!
Manfaat lain jika puasa dilakukan dengan benar, seperti kutipan Yesaya:
- Memperoleh kembali hak kita yang hilang atau terinjak-injak
- Memperoleh kesembuhan fisik atau rohani termasuk luka-luka jiwa dan kekecewaan
- Memperoleh kembali kebenaran kita yang hilang atau diinjak-injak
- Memperoleh nama baik, kehormatan, dan kemuliaan
- Pergumulan dan permohonan doa kita dikabulkannya
- Mengalami tuntunan yang berkesinambungan
- Hatinya akan dipenuhi oleh kepuasan, ia tidak dipenuhi oleh keserakahan
- Kekuatannya selalu dibaharui
- Mengalami Pemulihan
Karena Allah melihat hati bukan puasanya, maka tatacara puasa tentang berapa lama puasa, apa saja yang boleh dimakan atau diminum atau apa sajakah yang tidak boleh dimakan atau diminum tidaklah penting. Di bawah ini adalah catatan Alkitab tentang model dan lamanya puasa yang dilakukan tokoh-tokoh Alkitab. Namun Kita bisa menentukan sendiri model dan lamanya puasa tergantung komitmen anda dengan Tuhan.
Berikut ini beberapa contoh puasa yang ada di dalam Alkitab:
- Puasa Musa - Sekalipun tidak disebutkan sebagai puasa. Ketika Musa menghadap Tuhan di gunung Sinai, ia tidak makan dan tidak minum sama sekali selama 40 hari 40 malam (Keluaran 34:28).
- Puasa Elia - Puasa Elia selama 40 hari 40 malam tanpa makan dan minum di dalam perjalanan menuju gunung Horeb, juga dipandang merupakan suatu pengecualian karena Elia mendapatkan makanan langsung dari malaikat Tuhan (1 Raja-Raja 19:8). Puasa Musa dan Elia dapat dikatakan sebagai puasa LUAR BIASA karena Tuhanlah yang berinisiatif untuk memberi kekuatan untuk bertahan.
- Puasa Ester - Nampaknya puasa Ester adalah satu-satunya catatan yang jelas dari puasa tanpa makan dan tanpa minum yang pernah dilakukan secara normal oleh manusia selama 3 hari 3 malam (Ester 4:16). Puasa tanpa makan dan tanpa minum ini disebut PUASA TOTAL juga dilakukan oleh Ezra (Ezra 10:6) dan Paulus selama 3 hari (Kis 9:9)
- Puasa Daniel -Penjelasan atas puasa Daniel lebih lengkap dari pada puasa-puasa yang disebutkan sebelumnya. Dalam puasa Daniel dikatakan Daniel tidak makan makanan (roti) yang sedap, padanannya sekarang nasi, tidak makan daging dan anggur, tetapi tidak dikatakan ia tidak minum air. Daniel berpuasa selama 21 hari. (Daniel 10:2-3). Puasa Daniel disebut juga PUASA SEBAGIAN.
- Puasa Yesus - Sebelum memulai pelayanannya Yesus mengadakan puasa selama 40 hari 40 malam. Para ahli Alkitab percaya bahwa puasa yang dilakukan Yesus adalah puasa terhadap makanan, karena dikatakan “akhirnya laparlah Yesus” tidak dikatakan bahwa Yesus dahaga. Puasa yang Yesus lakukan adalah PUASA NORMAL/PUASA BIASA.
Anda bisa menentukan sendiri model dan lamanya puasa tergantung komitmen anda dengan Tuhan, model selain bisa mencontoh tokoh-tokoh Alkitab di atas. Anda bisa menentukan makanan atau kebiasaan-kebiasaan yang selama ini anda sangat tergantung dan tertarik kepadanya dan anda tidak bisa hidup tanpa hal tersebut, untuk sementara waktu DISANGKAL dahulu, misalnya tidak melakukan hubungan sex (suami-istri), tidak nonton TV atau mendengarkan radio dsb. Untuk waktu Anda bebas juga menentukan sendiri selain 1, 2, 3, 7, 14, 21 dan 40 hari. Sebagai umat Perjanjian Baru Anda diberi kemerdekaan/kebebasan yang penting pakailah itu dengan bertanggungjawab! Jangan menyalahgunakannya (I Petrus 2), maka Tuhan akan membalas puasa Anda.
Kita bisa melakukan puasa total dengan tidak makan dan minum dalam kurun waktu yang tidak lama atau kita dapat berpuasa normal, yaitu dengan tidak makan tetapi tetap minum air. Kita dapat melakukan puasa sebagian, misalnya dengan mengurangi jumlah makanan yang dimakan dan tidak makan daging. Atau berpantang untuk tidak melakukan kesenangan-kesenangan yang mengikat anda untuk sementara waktu (menyangkal). Pilih dan lakukan puasa yang sesuai dengan keinginan kita masing-masing. Jika sudah terbiasa dengan puasa ringan kita bisa mencoba masuk ke dalam puasa yang lebih berat.
0 comments:
Post a Comment