Tuesday, June 1, 2010

Wisata Kuliner di Semarang

Kota Semarang memang terkenal sebagai salah satu kota yang kaya akan tempat-tempat wisata kuliner. Sebut saja lumpia, soto bangkong, kue moachi, bandeng presto, sate kempleng, tahu baxo, serabi, dll yang sudah begitu terkenal. Jadi begitu salah seorang teman kantor mengajakku untuk mengunjungi kampung halamannya, aku langsung mengiyakan sambil membayangkan menyantap nasi ayam di gang pinggir yang lezat atau nasi goreng babat atau soto daging ... hmmm yummy!

Tapi rupanya waktu yang ada sebagian besar terserap untuk mengunjungi tempat-tempat wisata yang ada di Ambarawa dan Semarang, sehingga kali ini aku kurang bisa melakukan salah satu hobbyku, yaitu wisata kuliner.

Es Kelapa Muda

Tidak seperti kebanyakan es kelapa muda yang aku ketahui, di mana air dan serutan daging kelapa muda disajikan dengan es batu dan sirup cocopandan atau karamel (gula pasir yang dilelehkan bersama air dengan komposisi 50:50), es kelapa muda di Semarang disajikan dengan gula jawa. Ternyata rasanya sangat menyegarkan, apalagi waktu itu aku menikmatinya pada saat matahari sedang bersinar dengan sangat terik!
Versi lidahku seperti minum es dawet namun tanpa cendol dan mutiara hehehehe

Soto Ayam

Pada hari kedua aku berada di Semarang, oleh sang tuan rumah aku bersama teman-temanku diajak sarapan pagi soto ayam di Raya Ngaliyan - Semarang. Kalau menilik dari tempat / warung soto ayam yang hanya berukuran 2 meter x 4 meter serta geber spanduk nama warung soto tersebut yang sudah memudar, kesannya kok kurang meyakinkan.

Pak Saeful - pemilik warung berpose narsis

Tapi jika dilihat dari deretan kendaraan yang parkir di depan warung plus bangku-bangku panjang di dalam warung yang penuh diduduki orang-orang yang sedang menikmati hidangan soto, aku menjadi yakin sekali kalau menu ini sangat layak untuk dicoba.

Coba lihat sajian soto ayam khas Semarang....hmmm begitu mengundang selera kan?

Soto ayam khas Semarang disajikan tanpa koya, kuahnya cenderung bening seperti kuah sup. Tak heran jika soto ayam terkadang juga disebut sup. Walau bening, bukan berarti tidak mantap, justru sebaliknya. Perpaduan bumbu yang pas, didominasi dengan aroma bawang goreng dan bawang putih goreng serta perasan jeruk nipis semakin menyempurnakan rasa.

Soto ayam khas Semarang disajikan dalam porsi kecil (seporsi = semangkuk sup hidangan prasmanan). Iseng-iseng bertanya kenapa disajikan dalam mangkuk sekecil itu, dijawab memang porsi makan orang Jawa Tengah rata-rata sedikit, tidak seperti orang Jawa Timur...hahahaha buset deh, aku kan orang Jawa Timur!

Tidak seperti soto ayam pada umumnya, soto ayam Semarang disajikan dengan hidangan pendamping: perkedel kentang, tempe goreng, sate telur puyuh, sate jerohan, dan sate ayam. Khusus untuk berbagai jenis sate tersebut, diolah bukan dengan dibakar di atas bara, melainkan dibumbu seperti kuah kecap.

Selain enak di lidah, ternyata menu ini ramah di kantong. Sewaktu aku menikmati soto ayam khas Semarang ini, aku ditemani oleh 3 orang teman plus 1 orang driver, dan ternyata hanya perlu merogoh kocek Rp 30.000,- padahal itu sudah termasuk minum dan berbagai macam hidangan pendamping....murah meriah! ^_^

0 comments:

Post a Comment