Thursday, June 10, 2010

Warning: Sedang Tertekan


Sedang tertekan...pilihan kata yang tepat untuk hal yang sedang aku rasakan pada saat ini. Masalah demi masalah silih berganti, bertubi-tubi menghantamku dalam periode waktu yang singkat. Pfffttt, berat!
Aku bersyukur aku masih bisa berdiri dengan kepala tegak menatap ke depan. Aku sangat bersyukur punya Tuhan, keluarga, dan sahabat-sahabat yang menguatkan dan meneguhkan aku pada saat aku sedang down seperti saat ini. Sekarang aku hanya membayangkan aku sedang diuji seperti Ayub. Apa aku sanggup bertahan ketika semua tuduhan mengarah kepadaku?

Masalah pertama datang 2 hari yang lalu. Aku menerima sms dari mama bahwa kakakku yang mengadu nasib di Jakarta harus opname dikarenakan pendarahan dan HBnya hanya 4,8. Aku kalang kabut mencari tiket ke Jakarta untuk mama pada hari itu juga. Untunglah akhirnya dapat. Uang yang baru saja aku peroleh, langsung raib untuk biaya pengobatan.

Seiring dengan keberangkatan mama ke Jakarta, otomatis kedua buah hatiku tidak ada yang menjaga karena memang kami tidak memiliki seorang pembantu. Maka aku mengajukan ijin tidak bekerja untuk keesokan harinya. Siang harinya aku menerima telepon dari salah satu personel perusahaan yang menyampaikan ultimatum: kerja atau keluarga. Hal yang sangat mengejutkan mengingat selama durasi 10 tahun bekerja pada perusahaan, aku baru 1 kali mengajukan cuti (di luar ijin sakit dan cuti melahirkan tentunya). Bahkan pada saat sakit, aku tetap bekerja, kecuali jika aku sudah tidak dapat bangkit dari tempat tidur. Aku sontak pontang-panting mencari PRT, baby sitter, ataupun TPA. Puji Tuhan, semuanya seperti telah diatur oleh Tuhan Yesus sehingga aku mendapatkan orang yang bisa kupercaya untuk menjaga anak-anakku.

Masalah ketiga baru aku ketahui pada hari ini sewaktu aku kembali bekerja. Salah seorang sahabat dan rekan kerjaku menceritakan mengenai kejadian sehari sebelumnya di mana dia dipanggil secara khusus untuk menjawab beberapa pertanyaan pribadi mengenai aku. Oh Tuhanku...begitu buruk pertanyaan-pertanyaan yang diajukan. Aku merasa seperti ditikam dengan pisau tepat di jantungku. Apa yang sebenarnya terjadi? Aku tidak melakukan seperti yang dituduhkan. Siapa penyebar berita itu?

Walau aku terlahir sebagai seorang yang cuek, tetap keadaan ini membuatku tertekan. Walau tampak tegar di luar, tetap aku butuh bahu untuk menangis. Walau kelihatan tidak membawa dampak apa-apa padaku, aku merasa luluh lantak di dalam.

Kuatkan aku, ya, Yesusku. Hanya padaMu aku temukan kekuatan dan ketenangan. Hanya Engkau yang menyediakan seluruh jawaban, aku hanya perlu datang dan bertelut padaMu. Selamatkan aku dari segala kekusutan ini. Amin.

0 comments:

Post a Comment