Untuk kesekian kalinya aku menginjakkan kaki di Tana Toraja. Kali
ini bersama seorang teman kantor dengan persiapan yang cenderung
mendadak dan apa adanya. Tapi kalau tidak begitu, perjalanan kami
mungkin tidak akan seseru ini.
Kami berdua melangkah turun dari bus Litha. Penat menjalar di
sekujur tubuh kami karena duduk manis semenjak pukul 21.30 hingga
pukul 05.30 wita. Para tukang ojek dan bentor langsung menyambut
kami, menawarkan jasa untuk mengantar kami ke penginapan ataupun
sekedar menjadi guide berkeliling Tana Toraja. Namun karena sudah
tahu letak Wisma Maria 1 yang kutuju tak jauh dari kantor pemasaran
Bus Litha, aku menolak secara halus.
Rupanya tidak hanya kami yang merujuk ke Wisma Maria 1, ada
sepasang muda mudi yang juga menuju ke sana namun tampaknya mereka
belum tahu letak Wisma Maria, jadilah aku mengajak mereka berjalan
kaki bersama ke Wisma Maria.
Begitu tiba di Wisma Maria, kami menjumpai papan "FULL"
yang tergantung di pintu utama penginapan. Tidaklah mengherankan
karena saat itu adalah
long weekend, pastinya banyak yang
ingin berkunjung ke Tana Toraja dan menginap di sana. Ugh, sebalnya
Wisma Maria tidak menerima
prior phone reservation karena
kuota pengunjung yang hendak menginap di Wisma Maria cukup banyak dan
Wisma Maria memberlakukan sistem "siapa cepat, dia dapat".
Jadilah akhirnya kami melangkahkan kaki kembali ke Wisma Monika
yang terletak bersebrangan dengan Wisma Maria. Sayangnya, Wisma
Monika ternyata juga sudah penuh. Pfft....jadi merasa tidak enak hati
kepada para "follower" yang kelihatannya baru pertama kali
mengunjungi Tana Toraja. Tidak mungkin aku mengajak mereka untuk
menginap di Lutha 88 atau Hotel Indra atau Hotel berbintang lainnya
karena jiwa kami adalah jiwa backpacker. Tiba-tiba saja, aku teringat
hasil
browsing penginapan murmer di Rante Pao. Nama Pondok
Pelangi langsung terbersit di kepalaku.
|
Tampak Depan Pondok Pelangi - Rante Pao |
Setelah memperoleh petunjuk arah dari pemilik Wisma Monika, kami
melangkahkan kaki kembali ke Pondok Pelangi yang terletak di Jalan
Pembangunan 11A Rante Pao (Telp. 0423-21167). Wah ternyata letaknya
hanya berbeda 1 gang dari Wisma Maria, dekat sekali....tidak sampai 2
menit berjalan kaki, kami sudah tiba di Pondok Pelangi.
Sama seperti Wisma Maria, Pondok Pelangi juga merupakan rumah
tinggal yang dimodifikasi menjadi penginapan bagi para backpacker
seperti kami. Suasana depan Pondok masih lengang dan pintu utama
penginapan masih terkunci, mungkin karena masih terlalu pagi untuk
check in. Sedikit harap-harap cemas....semoga masih ada kamar
tersedia bagi kami.
|
Ruang makan yang terletak di samping Pondok Pelangi |
Kami melangkah masuk melalui ruang makan yang terletak di samping
pondok. Dindingnya terbuat dari perpaduan balok kayu dan anyaman
bambu. 2 buah meja panjang terletak di tengah ruangan dan sebuah sofa
model L terletak di sudut ruangan. Di dalam ruangan itu terdapat
sekeluarga yang hendak bertolak ke Makassar. Sekilas dari logat dan
raut wajah khas mereka, aku menyimpulkan mereka berasal dari
Indonesia Timur.
Mama Tiara, wanita setengah baya yang tampak ramah langsung
menyambut kami. Tampaknya dia pengelola sekaligus pemilik penginapan.
Aku bertanya apakah masih ada kamar kosong bagi kami. Kami beruntung
karena sekeluarga yang tadi kutemui telah check out, kami bisa
memperoleh kamar. Wanita itu bertanya durasi kami akan bermalam di
sana. Aku menjawab bahwa aku tidak akan bermalam, hanya butuh kamar
mandi sebelum dan sesudah berkeliling Tana Toraja karena pada malam
harinya kami akan bertolak kembali ke Makassar. Sebenarnya tarif yang
dikenakan untuk menginap adalah Rp 150.000/malam (3 beds), namun
karena kami tidak menginap, wanita itu mematok harga Rp
125.000/malam. Hmmm selisih Rp 30.000 dibanding Wisma Maria pikirku,
aku segera bernegosiasi. Disepakatilah harga Rp 100.000/malam bagi
kami.
Kami dipersilahkan menunggu sejenak sembari ruangan dibersihkan
dan dirapikan. Seteko teh manis hangat dan kudapan disajikan kepada
kami sembari menanti kamar siap untuk kami tempati.
Setelah beberapa saat, akhirnya kami dipersilahkan memasuki kamar
kami. Ruangan kami terletak di lorong dengan jendela di sisi kamar. 3
single bed, meja rias, nakas, dan jemuran handuk mengisi ruangan
kamar kami yang dicat putih. Taman mini menghiasi pemandangan luar
jendela kamar kami. Kamar mandi mungil berukuran 2 x 2 meter terletak
di sudut ruangan kamar kami, kamar mandi bernuansa merah muda dengan
bak mandi + kloset duduk (
no hot water).
|
Tampak dalam kamar di Pondok Pelangi - Rante Pao |
Lumayan nyaman, bersih, dan
homy...Lokasinyapun cukup
strategis karena berdekatan dengan jalan utama yang bisa ditempuh
dengan 2 menit berjalan kaki. Jika diperkenan memberi nilai dengan
range 1 sampai 10, Pondok Pelangi kuberi nilai 7.